Tugas
MERANGKUM MODEL 1,2 DAN 3
Disusun sebagai salah satu Tugas dari bidang studi
PENDIDIKAN
JASMANI
DAN
OLAHRAGA
Jurusan PGSD
yang dibimbing oleh Drs. Muarifin, M.Pd
Oleh :
Muhammad Nur Syamsu
NIM : 821367996
UNIVERSITAS TERBUKA
(UPBJJ-UT)
MALANG
POKJAR
(KELOMPOK BELAJAR)
KECAMATAN
BANGIL
Tahun
2012
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Sesungguhnya
tidak ada yang berhak disembah, selain Dia. Sholawat serta salam senantiasa
tercurah kepada Rasulullah SAW, pembawa risalah kebenaran dan penutup utusan
Tuhan. Laporan ini disusun sebagai tugas mata kuliah “PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA” yang diajarkan oleh Dr. Muarifin, M.Pd.
Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada Dr. Muarifin, M.Pd. yang telah mengajarkan
berbagai pengetahuan tentang mata kuliah “PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA” dan juga kepada semua rekan yang
turut serta membantu dalam menyelesaikan pembuatan Rangkuman Materi Modul 1 sampai dengan modul 3 ini.
Penulis
senantiasa membuka diri untuk menerima berbagai saran dan kritikan yang
membangun guna menambah serta meningkatkan kualitas Ilmu pengetahuan khususnya
yang berkaitan dengan laporan ini.
Permohonan
maaf dari lubuk hati kami yang dalam kepada semua pihak atas segala kelebihan
dan kekurangan yang ada dalam penyusunan laporan ini. Semoga tulisan ini dapat
bermanfaat dan dapat dijadikan tambahan
pengetahuan bagi siapa saja yang selalu ingin menuntut ilmu pengetahuan.
Pasuruan, April
2012
P E N U L I S
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
|
i
|
|||
DAFTAR ISI
|
ii
|
|||
BAB I
|
MODUL I PENGEMBANGAN KONSEP
PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA
|
|||
|
1.
|
DEFINISI OPERASIONAL PENDIDIKAN JASMANI
|
1
|
|
|
|
A
|
Pengertian Pendidikan Jasmani
|
1
|
|
|
B
|
Konsep Bahan Ajar
|
1
|
|
|
C
|
Pemilihan Bahan Ajar
|
3
|
|
|
D
|
Tujuan Pendidikan dari Pendidikan Jasmani
|
6
|
|
2.
|
DEFINISI OPERASIONAL OLAHRAGA
|
9
|
|
|
|
A
|
Pengertian Olahraga
|
9
|
|
|
B
|
Bermain Games dan Sport dalam Olahraga
|
9
|
|
|
C
|
Perbedaan dan Persamaan Pendidikan Jasmani
dan Olahraga
|
|
BAB II
|
MODUL II ATLETIK
|
|
||
|
1.
|
NOMOR-NOMOR LARI
|
12
|
|
|
|
A
|
Pembelajaran Lari Jarak Pendek
|
12
|
|
|
B
|
Pembelajaran Lari Menengah Dan Jauh
|
16
|
|
|
C
|
Pembelajaran Tehnik Start
|
17
|
|
2.
|
NOMOR-NOMOR LEMPAR DAN LOMPAT
|
18
|
|
|
|
A
|
Pembelajaran Tolak Peluru
|
18
|
|
|
B
|
Pembelajaran Lempar Cakram
|
19
|
|
|
C
|
Pembelajaran Lempar Lembing
|
20
|
|
|
D
|
Pembelajaran Lontar Martil
|
21
|
|
|
E
|
Pembelajaran Lompat Jauh
|
22
|
BAB III
|
MODEL III DASAR-DASAR SENAM
|
|
||
|
1.
|
PENGERTIAN DAN SEJARAH SENAM
|
23
|
|
|
|
A
|
Pengertian Senam
|
23
|
|
|
B
|
Sejarah Senam dan Senam Ritmik Sportif
|
23
|
|
|
C
|
Sejarah Senam
|
24
|
|
2.
|
SENAM DASAR DAN SENAM RITMIK
|
25
|
|
|
|
A
|
Senam Dasar
|
25
|
|
|
B
|
Senam Ritmik
|
27
|
PDGK208/RANGKUMAN/MODUL1
PENGEMBANGAN
KONSEP PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA
KEGIATAN
BELAJAR 1
DEFINISI
OPERASIONAL PENDIDIKAN JASMANI
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN JASMANI
Ada beberapa pandangan mengenai pendidikan
jasmani.
Nixom dan Cozens (1959) mengemukakan “ pendidikan
jasmani adalah fase dari proses pendidikan keseluruhan yang berhubungan dengan
aktivitas berat yang mencakup sistem, otot serta hasil belajar dari partisipasi
dalam aktivitas tersebut.
Volter dan Eslinger (Bucher 1964) mengemukakan
pendidikan jasmani adalah fase pendidikan melalui aktifitas fisik.
UNESCO dalam International Charte Of Physical
Education mengemukakan pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan
seseorang sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan
secara sadar dan sistemik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka
memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani serta pertumbuhan
kecerdasan dan watak.
Ateng (1983) mengemukakan pendidikan jasmani
adalah bagian intergrasi dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai
kegiatan jasmani yang bertujuan mengembangkan individu secara organik,
neoromuskuler, intelektual dan emosional
B. KONSEP BAHAN AJAR
Beberapa ahli pendidikan sering mengungkapkan
prinsip-prinsip atau asasasas cara menyampaikan pelajaran dan umumnya mencakup
asas motivasi,
aktivitas, individualitas, peragaan,
apersepsi, sosialisasi (kerjasama), pengulangan,
dan evaluasi.
1.
Asas
Motivasi
Proses belajar merupakan suatu proses
perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Perilaku itu terjadi karena ada
dorongan-dorongan dari apa yang dipikirkan, dipercayai, dan dirasakan oleh
pelaku belajar. Dorongandorongan inilah yang disebut motivasi. Dapat dikatakan pula bahwa motivasi merupakan
segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan. Dalam
hubungannya dengan didaktik, seorang guru perlu memperhatikan siswa agar mau
belajar dengan penuh makna. Oleh karena
itu perlu diusahakan oleh guru untuk mempengaruhi siswanya, sehingga dalam diri
siswa timbul suatu alasan, suatu motif untuk belajar seperti apa yang
diharapkan guru tersebut. Motivasi
belajar selalu berhubungan dengan tujuan pelajaran yang jelas dan penting untuk
dilaksanakan karena akan memenuhi harapan, cita-cita dan kebutuhannya. Oleh karena itu agar siswa mau belajar
tentang apa yang
diajarkan, maka perlu menghubungkan bahan
pelajaran itu dengan kebutuhan
minat siswa yang bersangkuatan.
Usaha untuk membangkitkan motivasi belajar
pada diri dapat ditempuh dengan berbagai cara pendekatan, antara lainnya dengan
memberi angka, hadiah, sering memberi ulangan, pujian, dan lainnya. Para siswa di sekolah merupakan 7 suatu
kelompok manusia yang melpunyai minat dan kebutuhan yang kompleks dan beragam.
Untuk menghadapi kondisi itu, maka perlu mengenal karakteristik para siswanya,
sehingga guru dapat mengembangkan suatu cara untuk membangkitkan motivasi siswa
untuk belajar sesuai dengan individu/siswa dan kelasnya
2.
Asas Aktivitas
Maksud dari asas aktivitas adalah asas untuk
mengaktifkan fisik dan psikis siswa yang sedang belajar. Asas ini sangat
penting dalam mengajar pendidikan
jasmani. Tujuan yang diharapkan adalah untuk menguasai keterampilan gerak
melalui latihan atau perbuatan yang nyata secara berulang-ulang. Sebagai contoh ketika siswa belajar melempar,
maka ia harus aktif melakukan gerak lempar, dan bukan dilakukan lewat
penjelasan secara verbal.
Yang lebih utama adalah dominasi pada konsep
berfikir yang berkaitan dengan bagaimana cara melempar. Lewat perlakuan secara
langsung, maka akan terbentuk kemampuan yang berkembang secara bertahap.
3.
Asas Individualitas
Kelas atau sekolah merupakan tempat
berkumpulnya siswa yang mempunyai latar belakang kemampuan, keterampilan,
pengetahuan, dan sikap yang berbeda-beda.
Dengan ada keragaman latar belakang siswa itu, maka dalam proses belajar
mengajar pendidikan jasmani perlu menerapkan asas individualitas. Artinya guru
dalam menyampaikan bahan pelajaran pendidikan jasmani sedemikian rupa sesuai
dengan perbedaan kemampuan individu siswa.
Hal ini memungkinkan setiap individu/siswa maju menurut kemampuannya
masingmasing. Dalam pengajaran klasikal tentunya sulit untuk menerapkan asas
ini, karena adanya keterbatasan waktu, biaya, tenaga, alat, dan lainya. Namun
demikian sebagai guru harus berusaha seoptimal mungkin untuk mengembangkan
kemampuan setiap siswa sesuai dengan potensi-potensi dan kecepatan masingmasing
siswa.
4.
Asas Peragaan
Dalam proses belajar mengajar pendidikan
jasmani, asas ini memungkinkan siswa lebih cepat memahami suatu konsep gerak
yang diajarkan. Oleh karena siswa dapat melihat dan mengamati konsep gerak itu
secara kongkret atau langsung. Bentuk
peragaan dapat bersifat langsung, misalnya siswa di bawa untuk melihat suatu
pertandingan olahraga tertentu yang
sesuai dengan bahan pelajaran yang sedang diajarkan. Jadi siswa dapat mengamati langsung
konsepkonsep gerak dan teknis operasionalnya di lapangan secara nyata, sehingga
akan menjadikan suatu pengalaman yang berharga bagi siswa yang bersangkutan.
Selain peragaan secara langsung dapat juga melalui gambar, bagan, foto, film,
dan lainnya.
5.
Asas Apersepsi
Asas apersepsi berhubungan dengan cara
menyampaikan pelajaran, yakni menghubungakan dengan apa yang telah dikuasai
siswa. Yang dimaksud dengan apersepsi
adalah: menyatukan dan mengasimilasikan suatu pengamatan berdasarkan pengalaman
yang telah dimiliki dan dengan demikian dapat memahami dan dapat menafsirkannya. Untuk memahami sampai sejauhmana bahan pelajaran yang akan
diajarkan sudah dimiliki atau dikuasai
siswa, guru dapat mengajukan beberapa pertanyaan mengenai bahan pelajaran
itu. Dari jawaban-jawaban siswa dapat
diketahui sampai di mana taraf penguasaan mereka. Taraf penguasaan siswa itulah
yang akan dijadikan dasar untuk memulai bahan pelajaran yang Baru.
6.
Asas Sosialisasi Atau Kerjasama
Dari beberapa penelitian yang dilakukan oleh
para ahli pendidikan, temyata asas ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan
hasil belajar secara kuantitatif maupun dalam hal mutunya. Asas ini dapat
meningkatkan motivasi belajar menyadari kekurangan-kekurangan yang ada dalam
diri peserta yang bekerja sama, dan masalah belajar dapat dipecahkan bersama
oleh kelompok yang bekerja sama dalam proses belajamya. Di samping itu hubungan
interpersonal di lingkungan anggota kelompok akan terjalin secara baik,
terutama bila masingmasing anggota kelompok itu akif memberikan sumbangan
pikirannya untuk memecahkkan secara bersama-sama masalah yang dihadapi kelompok
tersebut. Keputusan kelompok identik dengan keputusan anggotanya dan ini
mengandung arti bahwa segala keputusan kelompok sudah disetujui dan diterima
oleh para anggotanya. Apabila suatu kelas menjadi suatu kelompok belajar yang
utuh, dapat diharapkan bahwa hasil belajar kelas tersebut mutunya baik.
7.
Asas Pengulangan
Untuk memperoleh keterampilan gerak yang baik
diperlukan latihanlatihan yang berulang-ulang secara sistematis, sehingga
pemahaman konsepkonsep gerak akan menetap dalam ingatan siswa dan timbul suatu
otomatisasi
keterampilan gerak yang dipelajarinya. Oleh
karena dalam mengajarkan
keterampilan gerak, guru hendaknya sering
mengadakan pengulangan terhadap
bentuk keterampilan gerak yang diajarkan, agar
bentuk keterampilan gerak itu
dikuasai dan dimiliki secara menetap dalam
diri siswa
8.
Asas Evaluasi
Asas ini sangat penting dalam setiap proses
belajar mengajar pendidikan jasmani. Evaluasi berguna untuk memperoleh gambaran
tentang kemajuan hasil belajar siswa, untuk memperbaiki dan menyempurnakan
program pengajaran, untuk mendorong siswa giat belajar, untuk acuan perumusan
tujuan.
Evaluasi sangat erat hubungannya dengan tujuan
karena dengan evaluasi dapat diketahui apakah tujuan itu dapat atau telah
tercapai oleh siswa. Agar dapat menilai
kemajuan belajar siswa diperlukan informasi yang akurat dan lengkap yang dapat
diperoleh melalui tes dan pengukuran. Tes dan pengukuran dapat dianggap sebagai
alat evaluasi, dapat berupa tes baku atau buatan guru, observasi, wawancara,
dan lainnya. Tentunya alat evaluasi itu harus memenuhi persyaratan, yaitu harus
valid artinya tes itu harus betul-betul mengukur apa seharusnya yang 15 diukur.
Tes itu juga harus reliabel yang artinya tes itu dapat memberikan informasi
secara teliti dan dapat dipercaya tentang kemampuan siswa yang
sesungguhnya. Guru Penjas wajib memehami
seluk beluk mengenai konsep evaluasi dan memerapkannya dalam setiap proses
pengajaran baik di kelas maupun di lapangan.
C. PEMILIHAN BAHAN AJAR
Kriteria untuk mengadakan seleksi bahan ajar
adalah sebagai berikut :Pemilihan bahan ajar, bukanlah perkara yang sederhana
dan tidak dilakukan asal jadi. Artinya materi ajar benar-benar materi yang ada
dalam kurikulum dimaksud. Dengan konsep modifikasi seluruh materi ajar dapat
tersampaikan pada siswa, dengan demikian dituntut kreativitas para guru dalam
merancang materi ajar tersebut.
1.
Merencanakan Bahan
Apa yang dilakukan oleh guru ketika melakukan
perencanaan pengajarannya? Pertama adalah mencermati kurikulum pendidikan jasmani, kemudian dirumuskan pada
standard kompetensi yang tertuang dalam rencana pengajaran. Standard kompetensi
yang dijabarkan dalam beberapa rumusan tujuan, dibuat berdasarkan beberapa
pertimbangan; yakni besaran dan kualitas siswa, ketersediaan sarana dan
prasarana, guru sebagai SDM. KTSP sebagai pilihan kurikulum di sekolah menjadi
lebih fleksibel, karena sekolah dapat dijadikan indikator dalam memilih materi
ajar dari kurikulum yang ada. Konteks
“kurikulum fleksibel” dapat dipahami karena kondisi sekolah yang berbeda. Guru
pendididikan jasmani sebagai pelaksana kurikulum harus mampu mencermati seluruh
isi kurikulum, sehingga dalam kondisi sekolah yang ada seluruhnya dapat
dilakukan. Artinya meteri yang ada dalam
kurikulum benar dapat dilakukan dalam “proses ajar” yang baik.
Dalam beberapa teori dimunculkan bahwa guru
atau pelaksana kurikulum, hendaknya mampu memikirkan dan merencanakan sasaran
dan tujuan program 44 pendidikan jasmani secara komprehensif. Dengan demikian diharapkan mampu diterapkan
pada kegiatan sesungguhnya.
Langkah berikutnya adalah mulai memikirkan
aktivitas apa yang sebaiknya dapat tercover atau cocok diterapkan sehingga
dapat sesuai dengan sasaran yang telah direncanakan. Meski cara atau metoda di atas kelihatan
sangat sederhana, akan tetapi tidak demikian adanya. Pada kenyataannya para perencana kurikulum
dan guru sebagai pengguna kurikulum harus pula dapat mengarahkan sasaran
program yang tidak hanya sebatas konteks aktivitasnya saja, akan tetapi juga
aktivitas lain yang berkaitan dan mendukung dan dianggap perlu ditambahkan ke
dalam kurikulum. Dengan kata lain
sasaran program tidak hanya dikelompokkan pada bidang aktivitasnya program
saja. Hal lainnya yang dianggap penting adalah bahwa dalam mengindentifikasi
pernyataan kurikulum hendaknya memuat tidak lebih dari sekedar nilai-nilai
kriteria saja, artinya pernyataan kurikulum bukan hanya merupakan bentuk
pengukuran, yang pada umumnya selalu didasarkan pada keinginan pembuat
kurikulum. Selain itu, kebenaran dan
kecocokan suatu kurikulum pendidikan jasmani sangat dipengaruhi oleh analisis
kultural yang memberikan indikasi pada penggunanya, sehingga persepsi
benar/tepat terjadi menurut cara pandang
seseorang atau sekelompok orang yang memberikan atribut benar/tepat itu. Dengan
demikiapenilaian kurikulum dapat diberi berdasarkan moral practice yang berlaku
pada masa tersebut.
Implementasi kurikulum ke dalam perencanaan
pengajaran dapat dilakukan persis/sesuai dengan apa yang tertera, dan dapat
pula dilakukan modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi sekolahnya, dengan
tetap mengacu pada kurikulum. Modifikasi
biasanya lebih bergantung pada kesiapan peralatan, yang cenderung belum
terpenuhi pada banyak sekolah.Dalam kaitan dengan perencanaan pengajaran,
banxak hal yang harus dipahami guru
sehingga perencanaan pengajarannya melingkupi keseluruhan proses belajar
mengajar. Perbedaan di antara anak juga
merupakan variabel yang harus direncanakan, karena memang ketika guru mencoba
menggeneralisasikan 45 kemampuan dan pengalaman siswa, maka sebenarnya guru
akan mengundang resiko, karena mengabaikan pengalaman yang berbeda pada siswa.
2.
Karakteristik Siswa
Pengamatan pertama ketika guru pendidikan
jasmani memulai untuk mengajarkan suatu tugas fisikal pada sekelompok siswa
yaitu kekhasan kelas pendidikan jasmani yang biasanya diwarnai para siswa yang
beragam kemampuannya. Yang patut disayangkan, terlalu banyak guru pendidikan
jasmani menduga bahwa seorang siswa tidak mampu belajar akibat pada awal
disajikan tidak dapat melakukan sesuatu.
Guru terlalu sering berpedoman pada siswa setelah selesai melakukan
suatu keterampilan atau yang tidak membutuhkan instruksi. Jika seorang siswa tidak belajar, kemungkinan
penyebabnya karena guru tidak mengajar dengan baik. Walaupun tadinya guru-guru
memperbincangkan tentang ide kemampuan gerak umum, hal itu kini lebih umum
diterima untuk menyatakan tentang ide adanya seperangkat kemampuan gerak yang
berkaitan dengan ketrampilan spesifik (Thomas dan Halliwell. 1976). Kapasitas
khas seperti ini terkait erat dengan kemampuan fisikal, seperti koordinasi
badan, kesetimbangan statis dan dinamis, kekuatan kelompok tertentu, dan
koordinasi. Setiap kapasitas bergantung
pada suatu keterampilan yang sedang dipelajari.
Penting bagi guru adalah agar jangan
"melabeli" siswa yang mampu atau tak mampu dalam kelas. Hal ini benar
dengan beberapa alasan. Pertama, disana tidak ada hubungan kuat antara yang
belajar ketrampilan dengan pesat dan yang pada akhirnya akan lebih baik
keterampilannya. Kedua, guru yang mengkomunikasikan baik perasaan positif dan
negatif kepada siswa tentang apa yang mereka mampu lakukan dan dapat
mempengaruhi belajar secara signifikan.
Faktor ketiga terkait dengan pekerjaan bersama anak-anak. Anak-anak yang
lebih tua atau lebih cepat matang yang telah meningkat kemampuannya dalam beberapa
tugas gerak, tidaklah perlu menunjukkan potensi mereka.
Beberapa siswa mungkin tidak mampu
belajar apa yang guru sajikan, karena
yang guru sajikan itu tidak layak bagi tahap perkembangan mereka. Sama juga
anak-anak yang perkembangannya belum matang seperti teman sekelasnya 46 mungkin
dalam faktanya lebih potensial. Jika mereka dikeluarkan dari kegiatan dan
keterampilan pada usia dini, maka mereka mungkin tak akan pernah meneapai
potensialnya.
3.
Transfer Belajar
Konsep transfer belajar menunjuk pada pengaruh
keterampilan atau kemampuan yang telah
dipelajari terhadap belajar keterampilan/kemampuan lain. Pengaruh itu bisa
postif, negatif, atau tak ada pengaruhnya. Transfer dapat terjadi dalam
beberapa bentuk.
Jika apa yang. anda pelajari dengan satu
tangan atau kaki ditransfer ke tangan atau kaki lainnya, maka itu disebut
transfer bilateral. Jika apa yang anda pelajari dalam ketrampilan atau tugas
transfer ke keterampilan atau tugas lain maka disebut transfer antar-tugas.
Jika apa yang anda pelajari dari latihan keterampilan dalam satu kondisi
ditransfer ke latihan tugas itu dalam kondisi yang lain maka disebut transfer
intra-tugas.
Transfer belajar penting bagi guru, karena
cara-cara guru dalam merancang kurikulum, menyusun sikuensi/urutan latihan
keterampilan, dan menyajikan tugas kepada para siswa, semuanya dapat menentukan transfer belajar. Guru patut
memaksimalkan transfer belajar positif
dan meminimalkan transfer belajar negatif.
a.
Transfer Bilateral.
Secara umum patut diterima, latihan dengan
salah satu anggota tubuh (tungkai dan lengan mempengaruhi latihan dengan
angaota tubuh lainnya). Sehingga bila anda mempelajari dribel bola basket atau
sepakbola dengan satu tangan atau kaki, akan terjadi transfer belajar ke tangan atau kaki lainnya. Walaupun anggota
tubuh anda yang dilatih dan menunjukkan peningkatan hasil yang lebih besar.
Namun kedua anggota tubuh akan menunjukkan peningkatan. Karena guru pendidikan
jasmani berurusan dengan pembelajaran keterampilan gerak yang kompleks yang
seringkali harus dilakukan dengan kedua anggota tubuh, maka sering guru
mempersoalkan apakah suatu keterampilan
harus dipelajari dengan kedua anggota tubuh dan kalau ya, apakah latihan yang
pertama itu harus dengan anggota tubuh yang dominan atau non-dominan Kebanyakan
riset menunjang ide bahwa untuk beberapa alasan, para siswa pertama-tama harus
dilatih dengan anggota tubuh yang dominan. Hanya setelah taraf kecakapan yang
layak dicapai, guru bisa meneruskan latihan anggota tubuh yang tidak dominan.
b.
Transfer Antar Tugas.
Pengaruh belajar satu keterampilan yang
pertama sebelum mencoba mempelajari ketrampilan lainnya diukur dengan banyaknya
waktu untuk mempelajari yang kedua setelah yang pertama dipelajari. Jika waktunya singkat untuk mempelajari
keterampilan kedua akibat keterampilan yang pertama telah selesai dipelajari,
maka dapat dikatakan bahwa terjadi suatu transfer positif dari satu
keterampilan ke lainnya. walaupun banyak dugaan kita tentang transfer positif
satu keterampilan ke lainnya diputuskan dalam batas kebijakan konvensional
(conventional wisdom) lebih baik daripada usaha riset, tapi umumnya diterima,
belajar ketrampilan dasar, seperti melempar, menendang, dan melompat harus
mendahului belajar keterampilan yang lebih khusus dan rumit, karena disana ada
suatu transfer positif dari yang satu ke lainnya. Efek transfer yang lebih
besar ditentukan oleh jumlah bagian-bagian komponen dalam suatu tugas yang
serupa dengan lainnya. Sebagai contoh, servis tenis mempunyai karakteristik
pola lemparan dari atas. Spike dalam
bola voli dimana siswa melakukan beberapa langkah untuk melompat dengan dua
kaki ke arab vertikal sebelum memukul bola.
Apabila siswa telah cakap dalam lari dan
lompatan dengan tolakan dua kaki, maka akan anda harapkan suatu transfer
positif dari pola dasar yang telah dipelajari itu ke keterampilan yang lebih
spesifik seperti spike bola voli. Kurikulum pendidikan jasmani harus
berdasarkan pada transfer belajar antar keterampilan dari yang mudah ke yang lebih
sulit.
c.
Transfer Intratugas.
Ketika guru mengembangkan gerak maju untuk
pengajaran keterampilan yang dimulai dari mudah ke sulit atau sederhana ke rumit, maka guru sedang mengharapkan bahwa di
dalamnya transfer dari latihan pada satu taraf ke taraf lain. Seperti dibahas
dalam isu mengenai apakah mengajarkan suatu tugas itu berawal secara
keseluruhan atau dipecah menjadi bagian-bagian, seringkali agar 48 aman,
hakikat keterampilan yang kompleks atau rumit saat digunakan dalam suatu
permainan, guru akan mendisain progresi yang dimulai dari yang sederhana ke
kompleks. Guru dapat menentukan bila progresinya berhasil dengan penentuan
keluasan dimana latihan dalam satu situasi mempengaruhi ke yang lainnya.
Contohnya, Jika siswa latihan mendribel (dribbling) bola sepak dan menembakkan
bola ke dalam gawang dalam suatu situasi latihan maka akankah mereka dapat
melakukannya dalam situasi permainan?
Jika tidak, maka dalam latihan itu tidak ada transfer dan guru haruslah
mencari cara latihan lain atau menambahkan bentuk latihan yang lebih mendekati
situasi permainan.
Rancangan suatu kurikulum dan progresi yang
efektif untuk belajar tergantung pada kemampuan guru memantau secara seksama
keefektivan dalam hal transfer. Transfer bisa juga dipermudah bila guru mengacu
beberapa prinsip umum yang akan memudahkan transfer sebagai berikut:
1)
Lebih banyak situasi latihan yang
menyerupai situasi permainan atau tugas akhir, besar kemungkinan transfer akan
terjadi. Ini berartri bahwa pada gilirannya guru harus menganalisis situasi
permainan dan menambahkan unsur-unsur situasi permainan ke dalam situasi
latihan
2)
Lebih banyak lagi suatu keterampilan
dipelajari, besar kemungkinan akan terjadi transfer belajar posifif terhadap
situasi permainan. I ni berarti bahwa mempelajari suatu keterampilan memerlukan
waktu yang lama. Lebih banyak waktu yang disediakan untuk apa yang hendak anda
transfer, besar kemungkinan bahwa transfer akan terjadi.
3)
Transfer bisa dipermudah dengan
dorongan guru pada siswa agar
menggunakan informasi yang telah diketahui dan kemampuan yang telah dikuasainya
serta mengusahakan kejelasan ekspektasi tugas. Ini berarti. guru dapat
mendorong transfer dengan menyatakan unsur-unsur tugas secara jelas pada siswa;
membuat hubungan antara keterampilan, misalnya menunjukkan contoh konsep yang
kongkret dimana guru ingin agar siswa menyatukan satu keterampi1an dengan
lainnya.
D. TUJUAN PENDIDIKAN DARI PENDIDIKAN
JASMANI
Tujuan pendidikan
jasmani adalah hanya untuk meningkatkan keterampiloan siswa untuk berolahraga.
Mungkin pula kawan anda yang lain mengatakan tujuannya agar anak mencapai taraf
kesehatan yang memuaskan. Atau ada pula yang berpendapat, kegiatan itu untuk
meningkatkan kebugaran jasmani. Semuanya benar. Namun pendapat itu kurang
lengkap, sebab masih ada lagi tujuan lainnya yang tidak kalah pentingnya.
Tujuannya bersifat menyeluruh (holistic).
Pendidikan
jasmani itu adalah wahana untuk mendidik anak. Para ahli sepakat, bahwa
pendidikan jasmani merupakan “alat” untuk membina anak muda agar kelak mereka
mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan
menjalani pola hidup sehat disepanjang hayatnya. Tujuan ini akan dicapai
melalui penyediaan pengalaman langsung dan nyata berupa aktivitas jasmani.
Aktivitas
jasmani itu dapat berupa permainan atau olahraga yang terpilih. Kegiatan itu
bukan sembarang aktivitas, atau bukan pula hanya sekedar berupa “gerak badan”
yang tidak bermakna. Karena itu, kegiatan yang terpilih itu merupakan
pengalaman belajar yang memungkinkah berlangsungnya proses belajar. Aneka
aktivitas jasmani atau gerak insani itu dimanfaatkan untuk mengembangkan
kepribadian anak secara menyeluruh. Karena itu para ahli sepakat bahwa
pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani.
Orang awam
berpendapat pendidikan jasmani lebih menekankan pembinaan keterampilan fisik.
Yang sebenarnya tentu tidak demikian. Tujuan ideal adalah bahwa program
pendidikan jasmani itu bersifat menyeluruh, sebab mencakup bukan hanya aspek
fisik tetapi juga aaspek lainnya yang mencakup aspek intelektual, emosional,
social, dan moral dengan maksud kelak anak muda itu menjadi seseorang yang
percaya diri, disiplin, sehat, bugar dan hidup bahagia.
Jadi secara sederhana pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:
1) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya
yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan
perkembangan social.
2) Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan
untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya
dalam aneka aktivitas jasmani
3) Memperoleh dan mempertahankan derajat
kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara
efisien dan terkendali.
4) Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui
partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara berkelompok maupun perorangan.
5) Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang
dapat mengembangkan keterampilan social yang memungkinkan siswa berfungsi
secara efektif dalam hubungan antar orang.
6) Menikmati kesenangan dan kekeringan melalui
aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga.
Pengembangan
domain psikomotor yang mencakup aspek kesegaran jasmani dan perkembangan
perceptual motorik menegaskan bahwa upaya pendidikan jasmani langsung melalui
gerak atau aktivitas jasmani sebagai perantara untuk tujuan yang bersifat
mendidik, dan sekaligus untuk tujuan yang bersifat pembentukan serta pembinaan
keterangan itu sendiri. Dengan kata lain, dari aspek perilaku yang teramati,
proses belajar itu tertuju pada dua hal yaitu
(1) Belajar
untuk bergerak atau menguasai keterampilan gerak
(2) Belajar melalui
gerak bermakna.
Kesegaran
jasmani merupakan sebuah topic penting dan domain psikomotorik yang bertumpu
pada perkembangan kemampuan biologic orga tubuh. Konsentrasinya lebih banyak
pada persoalan peningkatan efisiensi fungsi faal tubuh dengan sebagal aspeknya
sebagai sebuah system (misalnya, sistem peredaran darah dan sistem pernafasan,
sistem metabolisme, dll). Bila kesegaran jasmani itu ditekankan pada aspek
kesehatan, maka disebut dalam istilah kesegaran jasmani berkaitan kesehatan,
dan bila ditekankan pada penampilan performa gerak seperti untuk pencapaian
prestasi dalam olahraga disebut kesegaran jasmani yang berkaitan dengan
performa. Perbedaannya terutama pada komponen dari masing-masing. Kekuatan dan
daya tahan merupakan elemen pokok kesegaran jasmani berkaitan dengan kesehatan,
sementara elemen pokok kesegaran jasmani berkaitan dengan performa lebih
kompleks. Kedua unsure pokok tadi dilengkapi dengan elemen lainnya yakni
kecepatan, koordinasi, agilitas, dan fleksibilitas.
Perkembangan perceptual motorik terjadi melalui proses kemampuan seseorang untuk menerima rangsang dari luar dan rangsang itu kemudian dioleh dan diprogramkan semapai kemudian tercipta respons berupa aksi yang selaras dengan rangsang. Dampak langsung dari aktivitas jasmani yang merangsang kemampuan dan kecepatan proses persepsi dan aksi itu adalah perkembangan kepekaan sistem saraf.
Perkembangan perceptual motorik terjadi melalui proses kemampuan seseorang untuk menerima rangsang dari luar dan rangsang itu kemudian dioleh dan diprogramkan semapai kemudian tercipta respons berupa aksi yang selaras dengan rangsang. Dampak langsung dari aktivitas jasmani yang merangsang kemampuan dan kecepatan proses persepsi dan aksi itu adalah perkembangan kepekaan sistem saraf.
Domain
kognitif mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, dan lebih penting lagi
adalah penalaran dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek kognitif dalam
pendidikan jasmani tidak saja menyangkut penguasaan pengetahuan yang berkaitan
dengan landasan ilmiah pendidikan jasmani dan olahraga serta kegiatan pengisi
waktu luang, sama halnya pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan.
Domain
afektif mencakup sifat-sifat psikologis yang menjadi unsure kepribadian yang
kukuh. Tidak hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuah yang perlu
dikembangkan, namun lebih penting, diantaranya adalah konsep diri dan komponen
kepribadian lainnya seperti inteligensia emosional dan watak. Konsep diri
menyangkut persepsi diri atau penilaian seseorang tentang kelebihan dan
kelebihannya. Konsep diri merupakan fundasi kepribadian anak dan sangat
diyakini ada kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan mereka setelah
dewasa.
Intelegensia
emosional mencakup beberapa sifat penting yakni pengembangan diri, kemampuan
memotivasi diri, ketekunan, dan kemampuan untuk berempati. Pengembangan diri
merupakan kualitas pribadi yang mampu menyelaraskan pertimbangan akan dan emosi
(kata hati) yang menjadi sifat penting dalam kehidupan sosial dan pencapaian
sukses hidup bermasyarakat tidak ada pekerjaan yang dapat mencapai hasil terbaik
tanpa ketekunan seperti juga halnya tentang pentingnya kemampuan memotivasi diri, kemandirian untuk tidak selalu diawasi
dalam penyelesaian tugas apapun. Kemampuan berempati merupakan kualitas pribadi
yang mampu menempatkan diri di pihak orang lain. Karena itu, empati disebut
juga sebagai kecerdasan hubungan sosial antar orang. “Sebelum mencubit orang
lain, cubit dulu dirimu apakah sakit atau tidak, merupakan pepatah kearifan
leluhur, yang jika diperas tidak lain adalah penekanan kemampuan berempati.
Dampak yang unik dari pendidikan jasmani adalah memberikan sumbangan kepada prestasi akademik. Sebagian ahli percaya, sumbangannya melalui perantaraan perkembangan konsep diri yang lebih positif. Sebagian lagi percaya, kemampuan akademis itu didukung oleh perkembangan perseptual motorik yang merangsang kecerdasan otak seseorang.
Dampak yang unik dari pendidikan jasmani adalah memberikan sumbangan kepada prestasi akademik. Sebagian ahli percaya, sumbangannya melalui perantaraan perkembangan konsep diri yang lebih positif. Sebagian lagi percaya, kemampuan akademis itu didukung oleh perkembangan perseptual motorik yang merangsang kecerdasan otak seseorang.
Ada 4 aspek
yang membedakan antara Pendidikan Jasmani dengan Olahraga antara lain:
1. Tujuan Pendidikan Jasmani disesuaikan dengan
tujuan pendidikan yang menyangkut pengembangan seluruh pribadi anak didik,
sedangkan tujuan Olahraga adalah mengacu pada prestasi unjuk laku motorik
setinggi-tingginya untuk dapat memenangkan dalam pertandingan.
2. Isi Pembelajaran dalam pendidikan jasmani
disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak didik, sedangkan pada olahraga isi
pembelajaran atau isi latihan merupakan target yang harus dipenuhi.
3. Orientasi Pembelajaran pada pendidikan
jasmani berpusat pada anak didik. Artinya anak didik yang belum mampu mencapai
tujuan pada waktunya diberi kesempatan lagi, sedangkan pada olahraga atlet yang
tidak dapat mencapai tujuan sesuai dengan target waktu dianggap tidak berbakat
dan harus diganti dengan atlet lain.
4. Sifat kegiatan pendidikan jasmani pada
pemanduan bakat yang dipakai untuk mengetahui entry behavior, sedangkan pada
olahraga bertujuan untuk memilih atlet berbakat.
PDGK208/RANGKUMAN/MODUL1
PENGEMBANGAN
KONSEP PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA
KEGIATAN
BELAJAR 2
DEFINISI
OPERASIONAL OLAHRAGA
A. PENGERTIAN OLAHRAGA
Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala
kegiatan atau usaha yang
dapatmendorong mengembangkan, dan membina
potensi-potensi jasmaniah dan
rohaniahseseorang sebagai perorangan atau anggota
masyarakat dalam bentuk
permainan, perlombaan/ pertandingan, dan kegiatan
jasmani yang intensif untuk
memperolehrekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak
dalam rangka pembentukan
manusiaIndonesia seutuhnya yang berkualitas
berdasarkan Pancasila. Pendidikan olahraga
dibagimenjadi 3 yaitu:
1. Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yangdilaksanakan
sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk
memperoleh pengetahuan, kepribadian,keterampilan, kesehatan, dan kebugaran
jasmani.
2. Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakatdengan
kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembangsesuai dengan kondisi dan
nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran, dan
kegembiraan.
3. Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina danmengembangkan
olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui
kompetisi untuk mencapai prestasi dengandukungan ilmu pengetahuan dan teknologi
keolahragaan.selain itu dalam pengembangan olahraga perlu dilakukansebuah
pendekatan keilmuan yang menyeluruh dengan jalan pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologikeolahragaan adalah peningkatan kualitas dan
kuantitas pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkankaedah dan
teori ilmu pengetahuan yang telah terbuktikebenarannya untuk peningkatan fungsi,
manfaat, danaplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah adaatau
menghasilkan teknologi baru bagi kegiatankeolahragaan.Jadi menurut saya
pendidikan olahraga adalah pendidikan yangdilaksanakan sebagai bagian proses
pendidikan untuk mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan
rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggotamasyarakat dalam bentuk
permainan, perlombaan/ pertandingan, dan kegiatan jasmaniyang intensif untuk
memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan
manusia yang sportif, jujur, dan sehat.
B. BERMAIN GAMES DAN SPORT DALAM OLAHRAGA
Pendidikan jasmani pada hakikatnya
adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan
perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta
emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh,
makhluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah
kualitas fisik dan mentalnya.
Rusli Lutan (2001: 15) menyatakan bahwa
Pendidikan Jasmani merupakan proses belajar untuk bergerak, dan belajar melalui
gerak. Disamping itu, melalui proses pembelajaran Pendidikan Jasmani ingin mewujudkan
sumbanganya terhadap perkembangan anak yang tidak berat sebelah. Sumbangan yang
diberikan dari Pendidikan Jasmani adalah memberikan perkembangan secara
menyeluruh, karena yang dikembangkan bukan hanya aspek keterampilan gerak dan
kebugaran jasmani (ranah jasmani dan psikomotorik), tetapi pengembangan ranah
kognitif dan afektif juga dikembangkan melauiPendidikan Jasmani.
Kurikulum yang terdapat dalam mata
pelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar meliputi materi permainan dan
olahraga. Materi permainan dan olahraga diantaranya meliputi: olahraga
tradisional, permaina, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor
non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers,
sepak bola, bola basket, voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan
beladiri, serta aktivitas lainnya, (BSNP, 2006: 703). Materi permainan
sepakbola dan bola basket yang diajarkan di Sekolah Dasar, termasuk dalam
permainan yang saling menyerang atau disebut invasion games. Pada dasarnya
Invansion games atau permainan menyerang, merupakan suatu permainan yang
melibatkan dua tim atau regu untuk saling menyerang.
Tujuan dari invansion games ini
adalah membuat atau mencetak skor sebanyak-banyak ke sasaran yang telah
ditentukan dengan dibatasi waktu, contoh sasaran yang digunakan dalam invansion
games diantaranya adalah gawang atau ring (basket). Disamping itu, selain
mencetak skor ke sasaran gawang atau ring, ada juga mencetak skor dengan cara
melewati garis yang telah ditentukan, seperti dalam permainan rugby atau
football.
Di dalam invansion games, tentu
tidak bisa lepas dari konsep penyerangan dan pertahanan. Berkaitan dengan
konsep penyerangan dan pertahanan, penguasaan teknik atau keterampilan dan
pemahaman dalam konsep bermain harus mendapatkan perhatian. Penguasaan
keterampilan atau teknik yang dimiliki, selanjutnya akan diterapkan dalam
situasi permainan. Penerapan teknik dasar ke dalam permainan pada dasarnya
merupakan taktik bermain.
Keberhasilan pencapaian tujuan
pembelajaran invansion games, yang berkaitan dengan teknik dan taktik
bermain tidak lepas dari pendekatan pembelajaran yang digunakan. Apakah kita
menggunakan pendekatan teknik yang mengajarkan teknik dasar
terlebih dahulu atau lebih ke arah drill
( penguasaan teknik dasar) tanpa mempedulikan siswa untuk mengerti
keterkaitannya dengan situasi bermain
C. PERBEDAAN DAN PERSAMAAN PENDIDIKAN
JASMANI DAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
Dalam memahami arti pendidikan jasmani, kita
juga harus mempertimbangkan hubungan antar bermain (play) dan olahraga (sport),
sebagai istilah yang lebih dahulu popular dan lebih sering digunakan dalam
konteks kegiatan sehari-hari.
Pemahaman tersebut akan membantu para guru
atau masyarakat dalam memahami peranan dan fungsi pendidikan jasmani secara
lebih konseptual. Bermain pada intinya adalah aktifitas yang digunakan sebagai
hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang
tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain
bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain
dapat ditemukan didalam keduanya.
Olahraga dipihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu bentuk permainan yang teorganisasi, yang menepatkanya lebih dekat kepada istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat menunjukan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas kompetitif.
Olahraga dipihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu bentuk permainan yang teorganisasi, yang menepatkanya lebih dekat kepada istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat menunjukan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas kompetitif.
Diatas semua pengertian itu, olahraga adalah
aktifitas kompetitif. Kita tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan
kopetisi, sehingga tanpa kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata
bermain atau rekreasi. Bermain, karenanya pada satu saat menjadi olahraga,
tetapi sebaliknya, olahraga tidak pernah hanya semata-mata bermain, karena
aspek kompetitif teramat penting dalam hakikatnya.
Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-bentuk gerakan, dan ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks pendidikan jika digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Bermain dapat membuat rileks dan menghibur tanpa adanya tujuan prestasi.
Ada 4 aspek yang membedakan antara Pendidikan Jasmani dengan Olahraga antara lain:
Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-bentuk gerakan, dan ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks pendidikan jika digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Bermain dapat membuat rileks dan menghibur tanpa adanya tujuan prestasi.
Ada 4 aspek yang membedakan antara Pendidikan Jasmani dengan Olahraga antara lain:
1. Tujuan Pendidikan Jasmani disesuaikan dengan
tujuan pendidikan yang menyangkut pengembangan seluruh pribadi anak didik,
sedangkan tujuan Olahraga adalah mengacu pada prestasi unjuk laku motorik
setinggi-tingginya untuk dapat memenangkan dalam pertandingan.
2. Isi Pembelajaran dalam pendidikan jasmani
disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak didik, sedangkan pada olahraga isi
pembelajaran atau isi latihan merupakan target yang harus dipenuhi.
3. Orientasi Pembelajaran pada pendidikan jasmani
berpusat pada anak didik. Artinya anak didik yang belum mampu mencapai tujuan
pada waktunya diberi kesempatan lagi, sedangkan pada olahraga atlet yang tidak
dapat mencapai tujuan sesuai dengan target waktu dianggap tidak berbakat dan
harus diganti dengan atlet lain.
4.
Sifat
kegiatan pendidikan jasmani pada pemanduan bakat yang dipakai untuk mengetahui
entry behavior, sedangkan pada olahraga bertujuan untuk memilih atlet berbakat.
PDGK4208/RANGKUMAN/MODUL2
A T L E T I K
KEGIATAN BELAJAR 1
NOMOR-NOMOR LARI
A. PEMBELAJARAN
LARI JARAK PENDEK
Ada bebera hal cara yang
sebaiknya diketahui dalam mempraktekkan Pembelajaran lari sprint,
yaitu :
1.
Lari jarak pendek
atau sprint adalah nomor-nomor lari dari mulai lari 100 m sampai dengan jarak
400 m. Namun dengan ruang tertutup lari jarak pendek dapat dimulaidari jarak 50
sampai 60 m.
2.
Energi yang
digunakan dalam lari jarak pendek adalah kapasitas anaerobik, sedangkan pada
perlombaan lari jarak jauh digunakan kapasitas aerobikuntuk menyuplai energi
yang digunakan
3.
Sprint yang baik
memerlukan reaksi yang cepat. Akselarasi yang baik, dan efisien gerak lari,
terutama ketika membangun kecepatan start dan memelihara kecepatan maksimum.
4.
Yakinkan punya
ruang yang cukuo luas untuk berbelok dan mengurangi kecepatan, tetaplah tinggal
lintasan yang telah ditentukan dan tidak banyak berpindah posisi lari.
Berikut adalah contoh pembelajaran lari sprint dengan
pola gerak dasar dominan terutama dengan perainan yang dibuat untuk memperbaiki
teknik sprint, koordinasi, kekuatan tungkai, akselarasi, dan memperbaiki daya
tahan sprint sesuai dengan hasil yang diharapkan :
1. Pembelajaran
permain an untuk melatih kecepatan lari.
Kita harus berlatih reaksi
secara visual, pendengaran dan isyarat yang dapat dirasakan dan diraba.
Beberapa bentuk permainan yang dapat digunakan untuk melatih kecepatan adalah
permaian kejar-kejaran, berlari ulang alik dan lari sambung.
Berikut adalah beberapa
contoh permainan yang diarahkan untuk membentuk kecepatan lari sprint.
a.
Lari Shadow
Berlari dengan mencoba mengecoh ( membuat gerak tipu
) sehingga dapat melewati yang lain, tingkatkan kecepatan dan membuat perubahan
arah gerakan secara mendadak, akan tetapi lihatlah sekeliling agar tidak
terjadi bernturan dengan pasangan yang lain. Perhatikan gambar dibawah ini :
b.
Latihan rekasi
dan akselerasi
Variasi menggunakan posisi
start yang berbeda ( Posisi duduk, berbaring, atau dalam posisi aba-aba siap).
Perhatikan Gambar dibawah
ini :
c.
Estafet Ulang
Alik
Berlari secara bersambung
yang artinya pelari pertama menuju ke pelari kedua, kemudian pelari kedua
melanjutkan proses berlarinya. Dalam hal ini biasanya pelari pertama
menggunakan tongkat yang diberikan ke pelari ke dua.
Perhatikan gambar dibawh ini
:
d.
Mengejar dan
mengetuk
Anggota tim A
berpasang-pasangan dengan anggota TIM B ( Saling berhadapan sejauh 20 meter ).
Semua anggota TIM A berlari ke garis 15 m. 5 m didepannya ada anggota tim B.
para pelari A menyentuh garis yang berjarak 15 m, kemudian segera membalik dan
berlari cepat ke tempat semula. Anggota tim B yang berdiri di jarak 5 m di
belakang pasanganya telah menyentuh garis asal. Usahakan untuk mengejar dan
mengetuk sebelum pasanganya tiba digaris semula . seperti yang ada di gambar
dibawah ini :
e.
Estafet Pendular
Buatlah 2 kelompok
masing-masing anggota sebanyak 3-4 orang. Masing-masing kelompok saling
berhadapan dan terpisah sejauh 20 sampai 25 m didepannya. Pelari 1 sprint
dengan jarak 20 sampai 30 m kemudian berputar melalui belakang garis dan
mengetuk pelari 2 dari belakang. Pelari 2 sprint dan pelari 3 berpindah ke
tempat berdirinya pelari 1 untuk menerima tongkat tongkat atau ketukan dari
pelari ke 2. Seperti tampak pada gambar dibawah ini :
2. Pembelajaran
Tehnik Lari Sprint dengan Latihan Gerak Lari ABC
Istilah gerak lari ABC
sebenarnya diutamakan pada gerak lari yang bervariasi dan disusun berdasarkan
sistematika berbagai bentuk gerakan kaki dari yang mudah sampai sukar,
diantaranya adalah :
a.
Berjalan dengan
lutut diangkat tinggi
Seperti pada contoh gambar
dibawah ini :
b.
Berjalan dengan
lutut diangakt tinggi disertai dengan pelurusan bagian bawah tungkai. Seperti
pada contoh gambar dibawah ini :
c.
Meloncat-loncat
dengan lutut diangkat tinggi disertai dengan pelurusan bagaian bawah tungkai ,
seperti pada contoh gambar dibawah ini :
d.
Menendang Pantat,
seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
e.
Gerakan lari
dengan sprint.
Seperti pada contoh gambar
dibawah ini :
f.
Berlari lutut
diangkat tinggi diikuti akselariasi sprint
Seperti yang dicontohkan
pada gambar dibawah ini :
g.
Menghitung jumlah
langkah pada jarak yang telah ditentukan.
Pelari berlari sejauh 20 –
25 m dengan kecepatan sedang sampai kecepatan tinggi. Tentukan jarak berlari
sambil menghitung jumlah langkah
h.
Tes Kecepatan
Tungkai
Berlari ditempat dengan
menghitung jumlah hentakan kaki semkin lema semakin cepat akan tetapi tiap
hentakan dihitung.
i.
Flat Out lari
sprint
Berlari dengan jarak yang
telah ditentukan serta dihitung dengan waktu.
3. Pembelajaran
Lari Sprint untuk Memperbaiki Kekuatan Tungkai dan Akselerasi.
Latihan ini sangat
diperlukan untuk meningkatkan intensitas ditingkatan waktu pengulangan yang
sedikit. Diantaranya adalah :
a.
Lari Frekuensi
Berlari dengan mengatur
kecepatan yang ditentukan sendiri.
b.
Lari Lompat
Jingkat
Melompat dengan tungkai kiri
kemudian mengulangi gerakan yang sama dengan tungkai kanan. Pada setiap
lompatan disertai ayunan kedua lengan ke depan dan keatas. Seperti pada gambar
dibawah ini :
c.
Langkah Meloncat
Jauh
Setiap langkah dilakukan
dengan meloncat jauh kedepan. Seperti tampak pada gambar dibawah ini :
d.
Lompat Kelinci
Lompatan yang dilakukan
dengan kedua kaki, tungkai dalam keadaan ditekuk.
e.
Kombinasi Jingkat
dengan melompati rintangan
Berlari dengan kecepatan
yang diinginkan kemudian melewati suatu rintangan.
f.
Berlari lutut
diangkat tinggi ke arah depan dan belakang
Berlari ditempat yang dengan
waktu yang ditentukan kemudian berlari mundur dengan jarak yang dtentukan
setelah itu berlari kedepan dengan jarak yang ditentukan .
g.
Sprint dengan
tahanan dari lawan
Berlari dengan ditahan oleh
pelari pertama sehingga berat tumpuan ada pada pelari pertama, seperti tampak
pada gambar dibawah ini :
h.
Lari dan Loncat
Tangga
Adalah lari yang dilakukan
dengan menggunakan media tumuan tangga, hal ini bertujuan untuk meningkatkan
kekuatan tungkai, seperti tampak pada gambar dibawah ini.
4. Pembelajaran
Lari untuk Memperbaiki Daya Tahan Sprint
a.
Lari Mendaki
Berlari melalui sebuah
tanjakan dengan kecepatan bervariasi, dimulai dari perlahan sampai dengan
kecepatan penuh.
Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan stamina dan kondisi tubuh.
b.
Sprint Interval
Berlari di tikungan dan
berjalan di lintasan lurus pada lintasan 400 m, atau sejauh 50 m secara
perlahan serta berjalan sepanjang 200 m sampai 300 m dengan cepat. Hal ini
bertujuan untuk memperbaiki daya tahan anaerobik serta koordinasi dan kekuatan
sprint tubuh.
c.
Pengulangan Lari
Estafet
Pengulangan beberapa lari
dengan melalui estafet berturut-turut, hal ini bertujuan untuk memperbaiki daya
tahan anaerobik.
B. PEMBELAJARAN
LARI JARAK MENENGAH DAN JAUH
Tujuan lari menengah dan
jauh adalau untuk melampaui sejumlah jarak yang cukup jauh dengan waktu secepat-cepatnya.
Pembelajaran berlari terdiri dari beberapa poin yaitu :
a. Pembelajaran
diawal latihan
1)
Langkah Konstan
Lari ringan dan nyaman dan
tidaj ditentukan jarak larinya hal ini dimaksudkan agar pelari nyaman.
2)
Langkah Orientasi
Lama
Menentukan dan meningkatkan
waktu dan jarak lari dengan nyaman.
3)
Lari Orientasi
Jarak Jauh
Lari dengan menentukan jarak
tempuh y`ng akan dilewati serta menentukan kecepatan larinya.
b. Pembelajaran
lanjutan
Diantara variasi lari dalam
pembelajaran lanjutan adalah sebagai berikut :
1)
Berlari dengan
kondisi nyaman dengan jarak tempuh yang sudah ditentukan baik secara perlahan
ataupun cepat, serta berjalan apabila lelah akan tetapi tidak ada berhenti.
2)
Melakukan
latihan dengan lari ringan, jalan selama
waktu yang ditentukan, lari 100m tanpa berhenti, berjalan selama waktu yang
ditentukan tanpa berhenti, lari akselerasi sejauh 150 m serta lari ringan
selama 5 menit.
c. Pembelajaran
distribusi
Pemahaman terhadap langkah
dalam melakukan lari yang mengandung arti memahami terhadap distribusi
kecepatan lati pada keseluruhan jarak lari merupakan faktor penting dalam lari
menengah dan jauh.
Terdapat beberapa aspek yang
harus diperhatikan dalam latihan jarak menengah dan jauh, yaitu :
1)
Lari dengan
langkah menghemat tenaga.
2)
Jangan melakukan lari
dengan ujung kaki seperti dalam lari cepat.
3)
Perhatikan agar
tetap tegak dalam berlari
4)
Ayunkan kedua
lengan dengan cara yang paling mudah, berirama tapi rileks.
d. Latihan
kompetensi
Penanaman nilai akademis
seperti daya tahan dan kemampuan hemat energi, diharapkan juga memperoleh
nilai-nilai kompehensif melalui pembelajaran ini.
Beberapa aktivitas
kompetensi dalam lari jarak menengah dan jauh, antara lain adalah sebagai
berikut :
1)
Lomba lari tanpa
berhenti dan tanpa mengukur jarak tempuh selama kurun waktu tertentu.
2)
Lomba ketepatan
waktu antara dua jarak tempuh sama.
3)
Lomba orientasi
waktu tanpa memperhatikan jarak tempuh.
4)
Lomba lari
orientasi jarak tanpa memperhatikan waktu tempuh.
5)
Lomba lari
orientasi jarak jauh waktu tempuhnya.
C. PEMBELAJARAN
TEHNIK START
1. Tehnik start
yang lazim dilakukan oleh seorang pelari adalah :
a.
Start Pendek atau
Short Start, Bunch/ close start.
Letak jari-jari dan kaki
belakang seharis dengan tumit.
b.
Start Menengah
(Medium Start)
Lutut kaki belakang berada
disamping jari-jari kaki depan.
c.
Start Menengah
Jauh ( mediun elongated start )
Hampir sama dengan medium
start hanya saja letak lutut kaki belakang agar ditarik mundur lagi hingga
berada disamping lengkungan telapak kaki depan.
d.
Start Panjang
(Elongated Start)
Penempatan lutut kaki
belakang kira-kira disamping atau segaris dengan sisi belakang dari tumit kaki
depan atau lebih mundur lagi.
2. Pembelajaran
untuk meningkatkan tehnik start
Pada aba-aba bersedia pelari
mengambil posisi start diatas balok start dengan berat badan berada antara
lutut belakang dan kedua lengan selebar bahi , kedua tangan dibelakang garis,
jari-jari dan ibu jari membentuk huruf V. Kedua bahu didorong sedikit kedepan
lebih dari kedua tangan. Tungkai yang lebih kuat disimpan di balok start depan.
Kaki depan berada diatas balok umumnya 1 ¾ sampai 2 kali panjang kaki dari
garis start.
Pada posisi siap angkatlah
pinggul ke atas dengan dengan sudut lutut tungkai 80-900 sedangkan
lutut tungkai berada dengan sudut 110-1300. Berat badan didukung
kedua lutut lengan. Punggung dan kepala segaris lurus dan pandangan sesuai
dengan kondisi posisi kepala.
Ketika pistol bunyi atau
aba-aba ya, tungkai depan lurus dengan serentak lutut tungkai belakang bergerak
lurus. Kedua lengan digerakkan dengan kuat untuk mengimbangi gerakan yang
sangat kuat dari kedua tungkai. Perhatikan contoh gambar dibawah ini :
PDGK4208/RANGKUMAN/MODUL2
A T L E T I K
KEGIATAN BELAJAR 2
NOMOR-NOMOR LEMPAR DAN LOMPAT
A. PEMBELAJARAN
TOLAK PELURU
Pembelajaran Keterampilan
Dasar Tolak Peluru dengan Dimensi Permainan sangat kondusif dilakukan hal ini
bertujuan agar siswa merasa gembira dan penuh semangat dalam melaksanakan
pembelajaran.
Bentuk-bentuk permainan
tersebut antara lain :
1.
Melempar bola medisin
(medicine ball)
Cara melempar bola tampak
pada gambar dibawah ini :
2.
Memantulkan Bola
ke dinding
Cara memantulkan bola pada
dinding tampak pada gambar dibawah ini :
3.
Menolakkan Bola
pada target atau sasaran
Cara menolakkan bola pada target yang ditentukan
tampak pada gambar dibawah ini :
4.
Menolakkan peluru
dengan satu tangan
Cara melakukanya adalah :
a.
Penganglah peluru
dengan tangan kanan dan letakkan di leher.
b.
Lunjurkan lengan
kiri kedepan menghadap depan
c.
Tolaklah peluru dengan
sudut parabola beberapa meter kedepan sambil melangkahkan kaki kedepan.
d.
Hentakkan kaki
pada saat melangkah untuk membantu tolakan sesaat sebelum peluru dilepaskan.
e.
Perhatikan gambar
dibawah ini.
B.
PEMBELAJARAN LEMPAR CAKRAM
1. PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN DASAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN DIMENSI PERMAINAN.
Pembelajaran ini ditujukan
untuk menolong dalam mempelajari ayunan lemparan, selain itu juga dapat
menggunakan ban sepeda.
a.
Mengayun dan
melempar pada posisi berdiri
b.
Melakukan
lemparan dalam formasi berpasangan
c.
Melempar dengan
sasaran tertentu
Memasukkan gelang ke dalam
katup botol hal ini bertujuan untuk melatih ketepatan dan kinsentrasi siswa.
d.
Melempar dengan
awalan berputar
2. PEMBELAJARAN
TEHNIK LEMPAR DENGAN MENGGUNAKAN CAKRAM
a.
Pengenalan Cakram
1)
Pengenalan cakram
dilakukan dengan memperhatikan cakram baik ukuran dan bentuknya.
2)
Cara Memegang
Cakram
3)
Melatih memegang
cakram dengan cara memindahkan cakram
b.
Mengayun dan
Melempar Cakram
1)
Pegang cakram
dengan salah satu pilihan cara memegang cakram seperti diatas
2)
Ayunkan cakram ke
depan dan belakang beberapa kali gerakan .
3)
Lepaskan dengan
cara menggelundungkannya beberapa kali.
4)
Ayunkan dengan
putaran cakram harus searah dengan jarum jam, lepaskan cakram pada akhir jari
yang dipegang adalah telunjuk.
5)
Setelah sikap
diatas terbiasa, berdiri tegak, kedua kaki dibuka lebar, badan menghadap ke
arah samping kanan sasaran, dari sikap ini ayunkan cakram ke belakang melewati
samping kanan badan sambil diikuti oleh putaran tubuh mengikuti arah ayunan.
Kemudian buka lutut ke arah depan, pinggul dan badan berturut-turut diputar
kearah sasaran dan diikuti dengan lenagan diayun dan melemparkan cakram.
3. PEMBELAJARAN
LEMPAR LEMBING
a.
Cara memegang
lembing
Ada beberapa cara dalam
memegang lembing yaitu :
1)
Cara amerika :
memegang lembing dibagian belakang lilitan dengan jari telunjuk melingkar
kebelakang lilitan dan ibu jari menekanya di bagian permukaan yang lain.
Sementara itu jari-jari lain turut melingkar dibadan lembing dengan longgar.
2)
Cara firlandia :
memegang lembing pada bagian belakang lilitan dengan jari tengah dan ibu jari
sementara telunjuk berada sepanjang batang lembing dan agak serong ke arah yang
wajar, jari-jari lainya turut melingkar di badan lembing dengan longgar.
b.
Cara melempar
lembing
1)
Kaki kiri didepan
sedangkan kaki kanan dibelakang kemudian angkat lembing keatas dengan mata
lembing disimpang ke samping telinga dengan posisi 190o.
2)
lembing diarahkan
ke atas depan atau parabola
c.
Melempar lembing
dengan awalan
1)
Sikap tegak
dengan posisi lembing diatas kepala.
2)
Kaki kiri didepan
sedangkan kaki kanan dibelakang ‘
3)
Turunkan lembing
sampai berada pada samping telinga.
4)
Kemdian tumpukan
kekuatan tangan dan lempar lembing ke atas dengan sudut parabola.
d.
Teknis lempar
lembing
1)
Beberapa hal yang
disarankan dalam lempar lembing
a)
Memegang lembing
sepanjang jalur lengan
b)
Meloncat keatas
pada langkah terakhir
c)
Melakukan dua kali
atau lebih langkah silang
d)
Membawa kedua
bahu menghadap kedepan
e)
Pinggul ditekuk
sehingga badan membungkuk kedepan
f)
Membengkokkan
lengan lempar pada saat mulai melakukan lemparan
g)
Penempatan kaki
depan ditanah terlalu jauh ke kiri
h)
Melempar berputa
melalu sampinh kanan badan
2)
Beberapa hal yang
dihindari dari lempar lembing
a)
Memegang lembing
dengan kepalan tangan penuh
b)
Meloncat ke atas
pada langkah terakhir
c)
Melakukan dua
kali atau lebih langkah silang
d)
Membawa kedua
bahu menghadap kedepan
e)
Penggul ditekuk
badan membungkuk ke depan
f)
Membengkokkan
lengan lempar pada saat mulai melakukan lemparan
g)
Penempatan kaki
depan ditanah terlalu jauh ke kiri
h)
Melempar berputar
melalui samping kanan badan
4. PEMBELAJARAN
LONTAR MARTIL
a.
Gerakan dimulai
dengan sikap berdiri tegak, pegang handel bola dengan sikap lengan lurus di
depan badan, tarik bola kebelakang untuk memulai awalan putaran kedepan.
b.
Gerakan melempar
dengan putaran kaki.
c.
Mencoba
kombinasikan gerakan putaran kaki dengan lemparan bola bandul dengan jarak yang
jauh.
d.
Lepaskan bandul
sesuai dengan berat dan gaya dari bandul
5. PEMBELAJARAN
LOMPAT JAUH
Diantara tehnik lompat jauh
adalah sebagai berikut :
a.
Gerak menolak
Gerakan menolak pada tumpuan
dan mendarat dengan awalan tiga sampai lima langkah, hal ini dimaksudkan agar
betul – betul dapat berkonsentrasi pada gerakan menolak dan lepas landas.
b.
Gaya melayang
Mengarahkan lengan keatas
kepala dengan posisi dibelakang kepala dan kaki tertekuk kebelakang saat
melayang sedangkan menaruh kaki didepan badan pada saat akan berda pada tumpuan
seperti pada gambar dibawah ini.
c.
Irama dan awalan
Berkonsentrasi pada posisi
lari dan mengiringi irama yang ada sehingga pelompat bisa berkonsentrasi dengan
apa yang akan dilakukkanya.
d.
Ketepatan menolak
Ketepatan melakukan tolakan
dengan gerakan yang benar tanpa mengurangi kecepatan maupun irama lari
awalanya.
e.
Perkiraan jarak
awalan
Lakukan tolakan dengan jarak
awalan yang berbeda-beda tetapi jumlah langkah sama. Dengan demikian pelari
dapat memperkirakan kapan akan melakukan tolakan.
PDGK4208/RANGKUMAN/MODUL3
DASAR – DASAR SENAM
KEGIATAN BELAJAR 1
PENGERTIAN DAN SEJARAH SENAM
A. PENGERTIAN
SENAM
Kata senam mulanya diambil
dan diterjemahkan dari kata yunani yaitu Gymos (telanjang) yang dianggao
sebagai suatu sistem latihan yang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas fisik
melalui berbagai bentuk latihan tubuh.
Senam pertama kali muncul
dibenua eropa yaitu pada masyarakat skalavia (para budak) dan dianggap sebagai
salah satu kegiatan yang diperuntukkan bagi kaum laki-laki saja, karena ini
bersifat militerisme terutama diperuntukkan bagi kaum remaja.
Dalam zaman keemasan bangsa
yunani senam merupakan kegiatan yang dikenal sebagai latihan tubuh, yaitu
meliputi menari, menunggang kuda dan juga latihan tubuh itu sendiri dengan
tujuan dan kepentingan militer. Kegiatan ini biasanya dilakukan disatu tempat
yang disebut dengan Gymnasium. Namun dengan jatuhnya masyarakat Skylavia maka
senam kehilangan bentuk aslinya bahkan secara sistematis normalisasi atau untuk
tujuan keselarasan, ksehatan dan akhirnya salah seorang dokter yang dikenal
sebagai hipokrates memberikan pengertian senam menjadi fisioterafi atau
heigymnastik.
B. SEJARAH
SENAM DAN SENAM RITMIK SPORTIF
Perkembangan senam jerman
dianggap sebagai awal munculnya senam modern. Senam ini lebih terorganisir dan
mulai dikembangkan oleh seorang yang hidup antara tahun 1723 sampai dengan 1790
dengan tokohnya bernama johan basedow. Ia berpikir bahwa senam memiliki
sumbangan yang sangat berebti didalam mendidik anak secara utuh.
Tahun 1813 dikenal sebagai
tahun perang kemerdekaan melawan prancis jahn bersama para anak didiknya turut
mengambil begian dalam perang ini. Dengan semangat kebangsaan yang tinggi serta
kemenangan yang diraih maka organisasi ini telah begitu memasyarakat dengan
makin banyaknya klub tuner dijerman dalam perang kemerdekaan ini pun ia telah
menjadi seorang pahlawan.
Pada tahun 1810-1858
Adolf Spie B melanjutkan ide pemikiran
Jahn dan membawa senam serta pendidikan jasmani ke sekolah-sekolah di Jerman.
Pada abad ke 17 Swedia
merupakan negara ropa utara yang sangat kuat tetapi sejak awal abad ke 19
negara ini telah banyak kehilangan daerahnya dan diambil oleh rusia.
Konsekuensinya rakyat swedia mulai membangkitkan semangat kebangsaan dan
patriotosme secara intensif.
Pier hendrik ling
(1776-1839) adalah penemu sistem senam swedia, ia belajar selain di negaranya
sendiri ia juga belajar dinegara denmark. Sebagai siswa ia mempelajari olahraga
anggar dan selama itu pula ia merasakan adanya perbaikan fungsional pada
lenganya yang sakit, akhirnya timbul rasa ingin tahu bagaimana pengaruh latihan
terhadap fungsi tubuh terutama pada aspek penyembuhan pada kalainan tubuh.
Dalam zaman pergolakanya
denmark seperti hanya jerman dan swedia banyak dipengaruhi oleh revolusi
industri, revolusi prancis dan perang nepoleon dan perintis pendidikan jasmani
adalah frans nachtegall (1777-1847).
Walaupun ia masih
mempercayai program yang tetao mempertimbangkan keseluruhan aspek tetapi dengan
meletusnya perang napoleon dan perintis pendidikan jasmani sesuai dengan tujuan
kemiliteran. Kegiatan yang ia anjurkan adalah menggantung, memanjat, menaiki
tangga atau tambang dan kuda-kuda yang terbuat dari kayu, berlari dan latihan
keseimbangan, berenang dan juga latihan kemiliteran.
Pada zaman sekarang sebagian
besar senam denmark –jerman digantikan senam swediaanya Ling. Pada masa ini
senam yang menekankan kontinuitas gerakan, penguluran intensif sewaktu dalam
barisan maupun dalam posisi berdiri, penggunaan palang dinding atau wandreck
serta peti lompat merupakan bagian terbesar dari program pendidikan hasmani
sekolah denmark.
Sedangkan pendidikan jasmani
pada umumnya dilaksanaan sekolah di indonesia pada dasarnya mengacu pada
sistematika senam yang dikembangkan oleh karl gaulhofer (1885-1941) dari
asutria. Sistematika senam sebagai dasar pendidikan jasmani menganut empat
kesatuan yang tersusun dalam urutan normalisasi, pembentukan, prestasi dan seni
gerak.
Dasar gerakan senam
merupakan proses pembelajaran pembentukan dasar gerak yang lebih bersifat umum
berjalan, mangayun, berputar, melompat, meloncat dan sebagainya. Dalam
pendidikan jasmani dikenal dengan istilah gerakan dasar /fundamentak movement
yang dapat dibagi kedalam tiga kategori yaitu lokomotor, non-lokomotor atau
stability dan manipulatif.
Senam khusus merupakan
bentuk kegiatan sebagai prasyarat untuk memperoleh kemampuan keterampilan yang
khusus, seperti persiapan kemampuan fisik serta memiliki sifat ke arah
pembentukan elemen teknik sesuai dengan cabang olahraga tertentu.
Senam prestasi merupakan
senam untuk tujuan prestasi artinya senam sebagai cabang olahraga yang
menekankan aspek prestasi tinggi.
C. SEJARAH
SENAM DI INDONESIA
1. Senam pada
zaman penjajahan belanda
Sekolah yang didirikan belanda
bukan untuk mencerdaskan rakyat indonesia, tetapi hanya untuk mendidik
pegawainya sekedar untuk membantu kelangsungan pekerjaan mereka sendiri, ada
sekolah untuk para tukang dan kemudian untuk pegawai kantor. Kegiatan jasmani
disekolah baru dapat diterapkan pada tahun 1912.
Senam yang ada di indinesia
pada tahun 1912 yaitu sistem jerman yang memasukkan sistem swedia. Tahun 1918
turnen dari john dan metode spiess membuka kursus senam swedia di malang untuk
tentara dan guru-guru. Kemudian di bandung dan probolinggo dibuka sekolah senam
dan olahraga militer pada tahun 1922. Para lulusanya menjadi instruktur senam
disekolah. Karena programnya berhasil maka dibuka di Bogor, Malang, Surabaya
dan Medan sistem austria juga memasuki belanda dan masuk juga ke Indonesia
melalui FHA klasen dan berlangsung lama di indonesia.
2. Zaman
Penjajahan Jepang
Senam pada zaman jepang
disebut taizo yaitu semacam senam pagi yang dilakukan secara masal dalam suatu
komando yang diikuti khususnya romusa. Taiso dilakukan dalam disiplin yang
keras, bentuk senam ini tidak lain adalah senam yang erasal dari swedia.
3. Zaman
kemerdekaan
Paza zaman kemerdekaan senam
taiso tidak dilakukan lagi oleh rakyat indonesia hal ini didorong oleh
kebencian rakyat indonesia pada jepang yang menjajah tetapi sistem austria
kemudian dipergunakan lagi, dan ini terjadi sampai kemudian ada perubahan lagi
yang terjadi pada abad 1964.
PDGK4208/RANGKUMAN/MODUL3
DASAR – DASAR SENAM
KEGIATAN BELAJAR 2
SENAM DASAR DAN SENAM RITMIK
A. SENAM DASAR
Yang dimaksud dengan gerakan
gerakan dasar adalaha landasan dalam pengembangan keterampilan yang lebih
kompleks sebagai prasarat gerakan dari mulai yang yang sederhana sebagai
pendukung.
Setiap langkah proses yang
dilaksanakan harus menekankan cara-cara yang dapat dipahami sampai yang bisa
dilakuakn si anak, syarat fisik apa yang perlu dimiliki dan langkah mekanisme
yang paling efektif untuk menguasai gerakan yang dipelajarinya adalah :
1. Statistik
Statistik artinya diam atau
ekuilibrim, statistik dibagi dalam
a.
Bertumpu
Setiap posisi yang
menempatkan poros bahu berada di atas alat atau lantai
b.
Bergantung
Proses bahu berada dibawah
2. Keseimbangan
/ Stabilitas
Keseimbangan berbagai macam
sikap bertumpu dengan menggantung dan memerlukan kekuatan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi keseimbangan adalah :
a.
Daerah tempat
bertumpu
Pada umumnya semakin besar
daerah tumpuan akan semakin tinggi stabilitas
b.
Hubungan Titik
Berat Badan dengan daerah tumpuan
Apabila gaya tegak lurus
gaya berat berada pada daerah tumpuan maka dapat dikatakan dalam keseimbangan.
Dengan demikina titik berat badan sangat mempengaruhi tempat tumpuan.
3. Gerak Senam
Macam – macam gerak senam
lantai adalah :
a.
Sikap lilin
Seluruh badan dikakukan,
kencangkan otot pada bagian pinggul untuk tumpuan dasar, kedua lengan
diluruskan kesamping agak kedepan.
a)
Kedua tangan
dipinggul
b)
Kedua tangan
dipaha
c)
Kedua lengan
diatas kepala dan sejajar
d)
Kedua tungkai
tungkai
e)
Salah satu
tungkal didepan
b.
Mengguling
1)
Mengguling
kedepan
Berguling merupakan bentuk gerakan
lokomotor paling awal, mulai dari sikap berdiri kemudian badan diturunkan
sehingga menjadi labil dengan cara memindahkan titik berat badan kedepan atau
dari kaki dan kedua tangan
2)
Mengguling
kebelakang
Terdiri dari beberapa fase
yaitu :
a)
Fase Fungsi I
b)
Fase Fungsi
Pendukung II
c)
Fase Fungsi Utama
d)
Fase Fungsi Akhir
c.
Headstand
(bertumpu dengan kepala)
a)
Kedua tangan
selebar bahu, tempatkan kedua lutut merapat ke kedua siku, kedua lengan sedikit
membengkok dan badan kemudian dicondongkan kedepan, akhiri dengan sikap
bertumpu kedua tangan.

b)
Kedua tangan dan
kepala harus membentuk segitiga sama kaki, kedua tangan ditempatkan sedemikian
rupa dengan jari tengah menghadap ke depan, tekan semua jari kebawah menjaga
tubuh tetap seimbang.

c)
Pada posisi awal
berat badan ditempatkan pada kepala, kedua tangan dan kedua kaki, urutanya
adalah lepaskan tungkai kiri dan tempatkan pada siku kiri kemudian tungkai
kanan ke siku kanan, tungkai kiri turunkan.

d.
Handstand (bertumpu
dengan tangan )
Dengan melihat karakteristik
senam pada umumnya maka fungsi kekuatan tangan sangat dominan dalam semua
gerakan senam. Oleh sebab itu handstand perlu dipertimbangkan sebagai salah
satu dasar kemampuan motorik yang harus dikuasai terlebih dahulu, sehingga
harus memperhatikan berat beban yang akan dipikul pada ruas tulang belakang.
Handstand dapat dilalui
dengan cara ayunan kaki, lompatan, dan mengangkat. Untuk memperoleh sikap
handstand yang baik sebaiknya harus memiliki persyaratan sebagai berikut
a)
Memiliki kekuatan
pada otot bahu, lengan dan tungkai.
b)
Tidak dalam
kondisi sakit tubuh
c)
Memiliki
kelentukan pada persendian bahu

4. Senam Ritmik
1) Perngertian
senam Ritmik
Senam ritmik adalah gerakan
senam yang dilakukan dalam irama musik atau latihan bebas yang dilakukan secara
berirama.
2) Senam Ritmik
dengan alat bola
a.
Ukuran dan
petunjuk memainkan bola
Bola hendaknya dapat selalu
diam pada telapak tangan walaupun tidak dicengkram dengan jari. Dengan demikian
ukuran bola untuk senam ritmik adalaj bola ukuran sedang, seukuran dengan bola
tangan atau bola voli. Bola plastik sebenarnya bisa digunakan hanya saja tidak
bisa dipantulkan. Ketika melabungkan bola tenaga harus datang dari bahu dengan
lengan lurus dan gerakan hendaknya mulai dari kaki ke seluruh tubuh dengan
gerakan refleks. Bila menangkap bola jemputlah dengan ujung jari-jari dan
biarkan menggelinding turun ke telapak tangan dan seluruh tubuh mengikuti
gerakan menangkap.
b.
Gerakan Bola
a)
Gerakan mengayun
·
Ayunan kedepan
·
Ayunan Datar
Memotong Badan
·
Melingkar kedepan
·
Gerakan melingkar
mengelilingi Badan
·
Membukkukkan
badan
·
Menggelombang
·
Spiral
b)
Gerakan
Menggelundung
·
Gelundung samping
·
Gelundung duduk
model V
·
Gelundung
Mengitari badan
·
Menggelundung
pada tungkai
·
Sikap tidur
telungkap
·
Loncat putar
·
Menggelundung
dengan putaran chaines
·
Menggelundung
pada lengan
·
Menggelundung
pada bahu
·
Menggelundung di tangan
c)
Gerakan memantul
·
Memantul dengan
mengayun lengan
·
Memantul dengan
lutut bengkok
·
Memantul dengan
menyilang bad`n
·
Memantul dan
berputar
·
Pantulan bawah
tungkai
·
Memantulkan
dengan tendangan gunting
·
Memantul sambil
melangkahi kaki lain
·
Chase kedepan
·
Memantul dengan
teman
d)
Gerakan melambung
·
Lambungan dua
tangan
·
Lambungan satu
tangan
·
Lambungan atas
kepala
·
Lambungan ayun
depan
·
Lambungan kejut
·
Tangkap silang
·
Lari dan langkah
panjang di udara
·
Lambungan dengan
teman
·
Lambungan
belakang bahu
e)
Langkah Tari
dengan Bola
·
Loncat putar
·
Tendangan tinggi
putar
·
Putaran arabeque
·
Chasse
·
Walts
3) Senam Ritmik
dengan alat Tali
Tali dan simpai bukanlah
bentuk benda asing bagi anak-anak. Terutama anak putri. Tali yang sifatnya
lentur dan bisa dibentuk apa saja mengundang minat anak untuk mencobanya dengan
berbagai cara. Sedangkan simpai berbentuk bulat bundar dengan demikian akan
mengundang minat anak untuk mencoba menggelindingkanya ke berbagai arah.
1.
Senam ritmik
dengan tali
Diantara ayunan tali adalah
sebagai berikut
a.
Melingkar
kesamping
b.
Melingkar diatas
kepala
c.
Melingkar dan
berubah posisi
d.
Ayunan horisontal
e.
Melingkar dan
berayun kesamping
f.
Melingkari badan
g.
Putar chasse
2.
Lompat tali
perorangan
Yang dimaksud disini adalah
melakukan lompatan berulang dengan mengayunkan tali berputar kebawah kaki. Pada
umumnya gerakan lompatan kedepan posisi tali bergerak dimulai dari belakang dan
untuk lompat belakang tali diletakkan didepan untuk diayun, ada beberapa lompat
tali yaitu :
a.
Lompat dep`n
dasar
b.
Lompat belakang
dasar
c.
Langkah HOP
kedepan
d.
Langkah HOP
kebelakang
e.
HOP kesamping
f.
Gallop kesamping
g.
Lengan menyilang
h.
Langkah lari
i.
Lompatan Splits
j.
Leap-Push-leap
k.
Cut step
l.
Lompat dengan
tali cepat
m.
Langkah Can-can
n.
Ayun Kaki
kesamping
3.
Lompat
berpasangan
a)
Pasangan saling
berhadapan
b)
Berpasang
kesamping
4)
Senam Ritmik
dengan alat simpai
Simpai adalah alat yang
berbentuk cincin besar yang terbuat dari fiber glass atau bambu yang
dipertemukan ujungnya membentuk lingkaran. Tehnik gerakan simpai memerlukan
tenaga sehingga dapat membantu mengembangkan kekuatan, koordinasi dan
kelentukan ekstrimitas ( anggota tubuh ) atas terutama lengan dan bahu.
a.
Ukuran simpai
Simpai terbuat dari berbagai
macam bahan dan berbagai ukuran akan
tetapi pada umumnya sekitar 1 ¼ inch, diameter lingkaran 27 inch.
b.
Gerakan dasar
Latihan dengan simpai
terdiri atas
a)
Mengayun
b)
Melompat
c)
Melingkar
d)
Melambung
c.
Tehnik Gerakan
a)
Gerakan mengayun
b)
Gerakan Melompat
c)
Gerakan Melambung
d)
Gerakan Melingkar
d.
Menggelindingkan
Simpai
Simpai dapat digelindingkan
sebagai latihan yang menarik misalkan lari berkejaran dengan simpai yang
menggelinding, melompati atas simpai yang menggelinding dan lain sebagainya.
e.
Gerakan mengayun
a)
Mengayun dan
melenting
b)
Mengayun kedepan
dan kebelakang
c)
Ballet Point
d)
Melenting
kebelakang
e)
Gelombang badan
f)
Ayunan mendatar
didepan dan dibelakang
g)
Putar simpai
merenggang samping
h)
Putar mendatar
f.
Gerakan Melompat
a)
Lompat depan
b)
Lompat kebelakang
c)
Step-hop depan
d)
Step-hop belakang
e)
Leap dengan kaki
belakang bengkok
f)
Waltz turn
g.
Gerakan melingkar
a)
Melingkar
b)
Melingkar kedepan
badan dan pindah
c)
Bergantian tangan
melingkar
d)
Ganti tangan
dibelakang badan
e)
Melingkar
belakang ayunan silang kedepan
f)
Lingkar depan,
belakang dan pindah
g)
Melingkar didepan
kepala
h)
Melingkar ke atas
bahu
i)
Melingkar datar
depan badan
j)
Melingkari datar
didepan badan dan depan kepala
h.
Gerakan melambung
a)
Berdiri dan
melambung
b)
Lari, lambung dan
leap
c)
Chagement (
pertukaran )
d)
Melambung keatas
kepala
e)
Melambung didepan
badan
f)
Melingkar ke luar
dan melambung keatas kepala
g)
Lingkar depan dan
belakang
h)
Melambung
kebelakang badan kesisi yang berlawanan
i)
Melingkar dan
melambung ke depan
CHEESMAD 2 PDGK4208
`
Mohon Ijin Save
BalasHapusTerima Kasih Banyak....