Tugas
MERANGKUM MODUL 4 DAN 5
Disusun sebagai salah satu Tugas dari bidang studi
PENDIDIKAN
JASMANI
DAN
OLAHRAGA
Jurusan PGSD
yang dibimbing oleh Drs. Muarifin, M.Pd
Oleh :
Muhammad Nur Syamsu
NIM : 821367996
UNIVERSITAS TERBUKA
(UPBJJ-UT)
MALANG
POKJAR
(KELOMPOK BELAJAR)
KECAMATAN
BANGIL
Tahun
2012
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Sesungguhnya
tidak ada yang berhak disembah, selain Dia. Sholawat serta salam senantiasa
tercurah kepada Rasulullah SAW, pembawa risalah kebenaran dan penutup utusan
Tuhan. Laporan ini disusun sebagai tugas mata kuliah “PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA” yang diajarkan oleh Dr. Muarifin, M.Pd.
Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada Dr. Muarifin, M.Pd. yang telah mengajarkan
berbagai pengetahuan tentang mata kuliah “PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA” dan juga kepada semua rekan yang
turut serta membantu dalam menyelesaikan pembuatan Rangkuman Materi Modul 4 sampai dengan modul 5 ini.
Penulis
senantiasa membuka diri untuk menerima berbagai saran dan kritikan yang
membangun guna menambah serta meningkatkan kualitas Ilmu pengetahuan khususnya
yang berkaitan dengan laporan ini.
Permohonan
maaf dari lubuk hati kami yang dalam kepada semua pihak atas segala kelebihan
dan kekurangan yang ada dalam penyusunan laporan ini. Semoga tulisan ini dapat
bermanfaat dan dapat dijadikan tambahan
pengetahuan bagi siapa saja yang selalu ingin menuntut ilmu pengetahuan.
Pasuruan, April
2012
P E N U L I S
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
|
i
|
|||
DAFTAR ISI
|
ii
|
|||
BAB I
|
MODUL IV PERMAINAN BOLA BAKAR DAN KASTI
|
|||
1.
|
PERMAINAN BOLA BAKAR
|
1
|
||
A
|
Perlengkapan Dan Peraturan Permaian Bola
Bakar
|
1
|
||
B
|
Keterampilan Dasar Permainan Bola Bakar
|
13
|
||
2.
|
PERMAINAN KASTI
|
16
|
||
A
|
Lapangan Kasti
|
16
|
||
B
|
Permainan Kasti dengan Dua Tiang Hinggap
|
16
|
||
C
|
Peraturan Permainan Kasti
|
18
|
||
BAB II
|
MODUL V PERMAINAN DISEKOLAH DASAR
|
|||
1.
|
PERMAINAN
|
21
|
||
A
|
Definisi Permaian
|
21
|
||
B
|
Gerak Dasar Permainan Sepak Bola
|
22
|
||
2.
|
PEMBELAJARAN BOLA VOLI
|
25
|
||
A
|
Tujuan Pmbelajaran
|
25
|
||
B
|
Gerak Dasar Permainan Bola Voli
|
25
|
PDGK4208/RANGKUMAN/MODUL4
PERMAINAN
BOLA BAKAR DAN KASTI
KEGIATAN
BELAJAR 1
PERMAIANAN
BOLA BAKAR
A. PERLENGKAPAN DAN PERATURAN PERMAINAN
BOLA BAKAR
1.
Lapangan
a.
Pembuatan lapangan bola bakar
Cara untuk membuat lapangan bola bakar tampak
seperti pada gambar berikut ini :
Keterangan :
AB = AC = BC = Segitiga sama sisi dengan jarak
6 meter
CE = BD = Tiang hinggap (honk) dengan jarak 8
meter
Petak P berukuran panjang 5 meter dan lebar 2
meter sebagai tempat pemain regu penyerang giliran
1
= Tempat Pemukul
2
= Tempat Pelambung
3
= tempat penjaga
D
= E = Tiang Hinggap
b.
Bola bakar dengan 2 tiang hinggap
Untuk permainan bola bakar dengan dua
tiang hinggap, maka tiang hinggapnya
adalah tiang D dan E tampak seperti pada gambar diatas. Permainan ini dilaksanakan
seperti mendekati bola bakar yang sebenarnya. Sebagai langkah awal maka regu
pemukul boleh memukul tanpa mempunyai batas pukulan, maksudnya walaupun tidak
dapat memukul melewati garis batas maka pukulanya dianggap sah. Untuk giliran
memukul adalah sama yaitu dimulai sebagai pemukul adalah nomor satu. Pelambung
nomer dua urut dua sedangkan penjaga nomor tiga urut tiga. Untuk selanjutnya penjaga
berusaha secepatnya agar pelari tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan cara
membakar alat yang berada pada sudut A. Dan ini dapat dilaksanakan bila bola
telah dipukul oleh pemain pemukul maka bola secepat mungkin dikembalikan pada
para pemukul selanjutnya.
Bola bakar dengan dua tiang hinggap merupakan
dasar dari permainan pakai alat yang dilakukan beregu yang lebih besar.
c.
Bola bakar dengan 3 tiang hinggap
Cara pembuatan bola bakar dengan tiga tiang
hinggap tampak seperti gambar berikut ini :
Keterangan :
AB = AC = BC = Segitiga sama sisi dengan jarak
6 meter
CE = BD = Tiang Hinggap dengan jarak 8 meter
Petak P berukuran panjang 5 meter dan lebar 2
meter sebagai tempat pemain dari regu penyerang menunggu giliran
1 = Tempat Pemukul
2 = Tempat Pelambung
3 = Tempat Penjaga
D = E = F = Tiang Hinggap
d.
Bola bakar dengan 5 tiang hinggap
Permainan dengan 5 tiang hinggap ini biasanya
dilakukan apabila pemain setiap regunya kurang dari 10 orang. Apabila
persertanya lebih sedikit maka dapat juga jarak lapanganya dikurangi .
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah
ini
Keterangan :
A : Lingkaran Pembakar
AB = AC = BC = Segitiga sama sisi dengan jarak
6 meter
CE = BD = Tiang hinggap dengan jarak 8 Meter
Petak P berukuran panjang 5 meter dan lebar 2
meter sebagai tempat pemain dari regu penyerang menunggu giliran
1 = Tempat Pemukul
2 = Tempat Pelambung
3 = Tempat Penjaga
D = F = G = H = E = Tiang hinggap
2.
Perlengkapan permainan Bola Bakar
Permainan Bola Bakar ini juga tidak lepas dari sarana dan
prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang berlangsungnya permainan ini, antara lain
sebagai berikut
a) Lapangan
Lapangan
merupakan sarana yang terpenting dalam Permainan Ronders, mengingat permainan
ini memerlukan tempat yang luas.
b) Tongkat
pemukul
Tongkat pemukul yang digunakan berbahan dari kayu serat yang
panjang. Adapun ukuran panjang pemukulnya antara 50 s.d 60 cm dengan panjang
pegangannya antara 15 – 20 cm. garis tengahnya 3 cm.
c) Bola
Bola terbuat dari karet yang tidak terlalu keras dengan bagian
dalam diisi dengan serabut kelapa atau sejenisnya. Bola dengan berat 70 – 85 gram
ini mempunyai keliling sebesar 19 – 21 gram. Biasanya penampang bola diberi
warna mencolok, seperti warna merah.
d) Tiang hinggap
:
Menggunakan besi/ bamboo / kayu dengan tinggi dari tanah 1,5 m. di
sekeliling tiang hinggap harus diberi semacam lingkaran, yang berguna untuk
pembatas pemain yang sedang hinggap disana agar tidak keluar dari tiang
hinggap, sehingga bisa dilempar oleh penjaga.
e) Papan hangus
:
Ada yang unik dari permainan bola bakar ini, yaitu tersedianya
papan penghangus. Papan ini terbuat dari bahan yang jika bola dipukulkan bisa
terdengar oleh pemain dan penjaga. Dan istilah untuk bola yang dilemparkan ke
tong pembakar dinamakan bola terbakar. Oleh karena itu permainan ini dinamakan
bola bakar.
f) Jumlah pemain
Tidak ada perbedaan antara jumlah pemai dalam ke empat jenis
permainan bola kecil ini. Yaitu untuk jumlah tiap regunya terdiri dari 12 orang
pemain dengan 3 orang sebagai cadangan. Di setiap pemain inti diberi nomor
punggung dan dada dari 1 – 12. Salah seorrang dijadikan kapten regu.
Sebagai sebuah permainan yang akan dipertontonkan kepada khalayak,
sudah menjadi aturan yang baku untuk mencantumkan wasit sebagai pengadil
dilapangan, agar permainan terlihat lebih menarik untuk dimainkan dan
dinikmati, adapun wasit dalam Permainan Bola bakar berjumlah 5 orang dengan
tugas masing – masing wasit sebagai berikut :
a. Seorang wasit
kepala, bertugas sebagai pemimpin pertandingan
b. Tiga orang
hakim garis yang membantu hakim kepala untuk memimpin pertandingan
c. Seorang
pencatat nilai yang bertugas mencatat skor masing – masing regu guna menentukan
pemenang jika permainan selesai.
Jalannya pertandingan permainan bola bakar ditentukan oleh waktu.
Adapun waktu yang ditentukan adalah antara 25 – 30 menit tergantung kesepakatan
sebelum pertandingan dimulai. Diantara waktu inti diselingi istirahat selama 5
– 10 menit.
Permainan bola bakar dapat dilakukan oleh putra/putri maupun
campuran dengan seorang kapten yang melakukan undian bersama wasit sebagai
pengawasnya. Dalam permainan bola bakar ada beberapa perbedaan yang mendasar
dari permainan antara lain :
a) Pemukul :
Setiap pemukul mempunyai kesempatan memukul 3 kali. Pukulan
dinyatakan betul jika telah melewati garis muka dan jatuh di dalam garis salah
dan perpanjangannya. Setelah melakukan pukulan, pemukul harus meletakkan
tongkatnya ditempat semula dan berlari ketiang hinggap. Setiap pemain pemukul
dapat dimatikan sebanyak 10 kali.
b) Penjaga :
Berusaha mematikan lawan baik dengan membanting bola ke tong
pembakar maupun dengan melakukan tangkap bola.
c) Pergantian
tempat :
Maksudnya adalah berganti tugas antara pemukul yang berubah
menjadi penjaga kaena suatu sebab. Adapun sebab itu antara lain telah terjadi
tangkap bola sebanyak 5 – 10 kali, tergantung kesepakatan sebelum pertandingan.
Telah terjadi mati sebanyak 10 kali. Di dalam ruang bebas sudah tidak ada
satupun pemain dari regu pemukul maupun pelambung.
d) Teknik
melempar dan menangkap bola :
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara cara melempar dan menangkap
dalam permainan bola bakar dengan cara melempar dan menangkap dalam permainan.
Karena dalam setiap permainan bola kecil, dalam hal ini, rounders, bola bakar, keppers teknik
melempar dan menangkap bnla adalah sama.
e) Kesalahan (
mati ) yang dicatat wasit :
Tindakan pemukul yang dinyatakan mati oleh wasit adalah kesalahan
memukul sebanyak 3 kali. Meletakkan kayu pemukul tidak pada tempatnya. Pada
saat berlari pemain tidak menyentuh tiang hinggap yang dilaluinya. Pemain
menggangu bola. Dan yang terakhir adalah pembakar telah memukulkan bola ke tong
pembakar.
Seorang pemain akan mendapat skor / nilai jika memenuhi criteria
sebagai berikut :
a) Seorang
pelari akan mendapat nilai 2 jika pelari tersebut dapat memukul bola dan
dinyatakan sah, dan berlari ketiang – tiang hinggap serta dapat kembali ke
ruang bebas dengan pukulannya sendiri, dan tidak melakukan kesalahan dalam
larinya.atau istilah dalam permainan adalah home run.
b) Seorang
pemain yang melakukan pukulan sah dan berlari ketian g hinggap, berhenti disana
untuk menunggu giliran pukulan berikutnya tiba, dan berlari kembali jika
pukulan berikutnya dinyatakan sah dan kembali ke ruang bebas tanpa melakukan
kesalahan, maka orang tersebut mendapat nilai 1.
c) Seorang
diberi nilai 0 jika tidak melakukan hal – hal yang diatas.
Untuk menyamakan asumsi dalam permainan antara wasit dan pemain,
maka harus dibuat kesepakatan menggunakan kode / isyarat berupa tiupan peluit
yang digunakan oleh wasit. Adapun macam dan jenis peluit yang dibunyikan adalah
sebagai berikut :
a) Peluit pendek
sebanyak satu kali dimaksudkan jika pembakar telah membakar papan hangus (
sebagai tanda jika papan yang digunakan sekiranya tidak bisa didengar oleh
pemain )
b) Pendek
sebanyak dua kali jika pukulan salah
c) Tiupan
panjang tiga kali adalah pada saat permulaan pertandingan, akhir pertandingan,
awal istirahat, akhir istirahat, dan pada pertukaran tempat.
3.
Peraturan Permainan Bola Bakar
a. LAPANGAN
Ukuran yang terbesar adalah 30×60 meter ditambah dengan ruang pemukul dan ruang bebas ukurannya menjadi 30×65 meter. Ukuran yang terkecil adalah 30×45 meter, ditambah dengan ruang pemukul dan ruang bebas menjadi 30×50 meter. Ukuran yang besar untuk anak anak besar sedangkan ukuran yang kecil untuk anak kecil atau anak perempuan.
Ukuran yang terbesar adalah 30×60 meter ditambah dengan ruang pemukul dan ruang bebas ukurannya menjadi 30×65 meter. Ukuran yang terkecil adalah 30×45 meter, ditambah dengan ruang pemukul dan ruang bebas menjadi 30×50 meter. Ukuran yang besar untuk anak anak besar sedangkan ukuran yang kecil untuk anak kecil atau anak perempuan.
Semua garis (batas) dinyatakan dengan kapur, mempergunakan pita, bilah atau tali diperbolehkan. Semua garis juga dapat dibuat dengan cara menggali tanah, asal tidak terlalu dalam dan lebarnya tidak lebih dari 3 cm.
Pada keempat sudut lapangan dan pertengahan garis samping dipancangkan bendera. Tiang-tiang bendera sekurang-kurangnya 1,5 m dari tanahnya. Dalam pertandingan, di luar garis (batas) harus ada tanah kosong, yang lebarnya sekurang-kurangnya 5 atau 10 m dari dari batas.
b. RUANG PEMUKUL
Ukuran ruang pemukul 5×5 meter.
Garis muka dari ruang pemukul disebut dengan garis pemukul. Ruang pemukul dibagi atas 3 bujur sangkar oleh dua garis yang panjangnya 5m. Di dalam bujur sangkar yang tengah, pemukul, yaitu orang yang memukul bola, boleh berdiri dimana saja.
Pelambung, yaitu orang yang melambungkan bola, berdiri di dalam petak yang ukurannya 1x1m. Petak pelambung letaknya di sudut kanan sebelah dalam ruang pelambung. Di sudut kiri kiri ruang pemukul juga dibuat petak pelambung untuk persediaan, apabila ada pemukul yang kidal. Dengan demikian ruang pemukul ditukar dengan ruang pelambung
Ukuran ruang pemukul 5×5 meter.
Garis muka dari ruang pemukul disebut dengan garis pemukul. Ruang pemukul dibagi atas 3 bujur sangkar oleh dua garis yang panjangnya 5m. Di dalam bujur sangkar yang tengah, pemukul, yaitu orang yang memukul bola, boleh berdiri dimana saja.
Pelambung, yaitu orang yang melambungkan bola, berdiri di dalam petak yang ukurannya 1x1m. Petak pelambung letaknya di sudut kanan sebelah dalam ruang pelambung. Di sudut kiri kiri ruang pemukul juga dibuat petak pelambung untuk persediaan, apabila ada pemukul yang kidal. Dengan demikian ruang pemukul ditukar dengan ruang pelambung
c. RUANG BEBAS
Ukuran ruang bebas 15x5m
d. TIANG
PERTOLONGANTiang pertolongan berdiri di dalam lingkaran dengan jari-jari 1 m.
Jauh tiang pertolongan 5 m dari garis pemukul dan 5 m dari garis samping kiri.
e. TIANG BEBAS
Disebelah belakang lapangan terdapat 2 buah tiang bebas. Masing-masing jaraknya 10 m dari garis samping. Kedua tiang berdiri di dalam lingkaran yang berjari-jari 1 m, dari garis batas belakang jaraknya 5 m. Tiang pertolongan dan tiang bebas terbuat dari besi, kayu atau bambu. Harus kokoh terpancang di dalam tanah dan dapat menahan tarikan pelari.
Disebelah belakang lapangan terdapat 2 buah tiang bebas. Masing-masing jaraknya 10 m dari garis samping. Kedua tiang berdiri di dalam lingkaran yang berjari-jari 1 m, dari garis batas belakang jaraknya 5 m. Tiang pertolongan dan tiang bebas terbuat dari besi, kayu atau bambu. Harus kokoh terpancang di dalam tanah dan dapat menahan tarikan pelari.
Tingginy sekurang-kurangnya 1,5 m dari tanah dan harus dengan mudah dapat dibedakan dengan tiang-tiang bendera di garis batas.
Tiang pertolongan dan tiang bebas boleh juga dipasangi bendera, tetapi warnanya harus berlainan dengan warna bendera pada garis batas dan panjangnya tidak boleh lebih dari 0,5 m. Bagian atas dari tiang itu hendaknya dibuat jangan sampai dapat melukai pemain.
f.
KAYU PEMUKUL
Kayu pemukul terbuat dari kayu, sekurang-kurangnya 50 cm sepanjang-panjangnya 60 cm. Penampangnya jarang (Oval), lebarnya tidak lebih dari 5 cm dan tebalnya 3,5 cm. Pegangan panjangnya 15 sd 20 cm, tebalnya 3 cm, boleh dibalut.
Kayu pemukul dapat pula bulat jujur (Jawa:gilig), tebal 3,5 sd 4 cm, tetapi ukuran pegangan harus sama dengan yang tersebut di atas. Kayu pemukul tidak boleh diberati dengan logam atau barang lain.
Kayu pemukul terbuat dari kayu, sekurang-kurangnya 50 cm sepanjang-panjangnya 60 cm. Penampangnya jarang (Oval), lebarnya tidak lebih dari 5 cm dan tebalnya 3,5 cm. Pegangan panjangnya 15 sd 20 cm, tebalnya 3 cm, boleh dibalut.
Kayu pemukul dapat pula bulat jujur (Jawa:gilig), tebal 3,5 sd 4 cm, tetapi ukuran pegangan harus sama dengan yang tersebut di atas. Kayu pemukul tidak boleh diberati dengan logam atau barang lain.
Tiap rombongan pemain boleh mempergunakan kayu pemukul masing-masing, asal menurut pendapat wasit memenuhi syarat tersebut di atas.
g. BOLA
Bola yang digunakan untuk bermain adalah bola, terbuat dari karet
atau kulit, kelilingnya 19 sd 21 cm, beratnya 70 sd 80 gram. Bola yang terlalu
tinggi lambungnya seperti bola tenis tidak baik untuk bermain. Yang paling baik
adalah yang tidak terlalu kenyal dan tidak terlalu keras.
h. LAMA
PERMAINAN
Lama permainan sekurang-kurangnya 2×20 menit dan selama-lamanya 2×30 menit tidak terermasuk waktu istirahat yang lamanya 10 menit.
Lama permainan sekurang-kurangnya 2×20 menit dan selama-lamanya 2×30 menit tidak terermasuk waktu istirahat yang lamanya 10 menit.
i.
PARTY-PARTY
Tiap party terdiri atas 12 orang pemain diantaranya ada seorang yang menjadi pemimpin. Semua pemain oleh pimpinannya diberi nomor yang tampak dengan jelas. Sebelum pertandingan dilmulai pemimpin menyerahkan daftar nama pemain dengan nomor urutnya kepada wasit. Pemain memukul bola sesuai dengan nomor urutnya. Selama pertandingan urutan nomor tidak boleh diubah.
Wasit boleh mengijinkan seorang pemain diganti oleh seorang pengganti. Wasit juga menentukan waktu penggantian itu.
Tiap party terdiri atas 12 orang pemain diantaranya ada seorang yang menjadi pemimpin. Semua pemain oleh pimpinannya diberi nomor yang tampak dengan jelas. Sebelum pertandingan dilmulai pemimpin menyerahkan daftar nama pemain dengan nomor urutnya kepada wasit. Pemain memukul bola sesuai dengan nomor urutnya. Selama pertandingan urutan nomor tidak boleh diubah.
Wasit boleh mengijinkan seorang pemain diganti oleh seorang pengganti. Wasit juga menentukan waktu penggantian itu.
j.
WASIT
Wasit memimpin pertandingan. Ia harus memegang teguh aturan
bermain dan menjaga supaya aturan diikuti oleh pemain dengan seksama. Petunjuk
dan keputusan wasit pasti dan dan harus ditaati.
Nilai dicatat oleh seorang penulis, ditolong oleh seorang di bawah pengawasan wasit. Peniulis dengan pembantunya berdiri di luar lapangan, kira kira dekat dengan ruang pemukul dengan ruang bebas. Wasit dibantu oleh 3 penjaga gariis (samping kiri, kanan dan belakang). Penjaga garis boleh memberitahukan pelanggaran yang dilakukan oleh pemain. Apabila ragu-ragu, wasit boleh meminta keterangan kepada penjaga garis, namun wasit tidak harus menurut petunjuknya.
Bilaperlu, apabila ada pemain yang terkena lemparan atau keluar batas, penjaga garis harus memberi tanda dengan melambailambaikan benderanya ke bawah.
Wasit harus mempunyai sebuah peluit yang dapat dengan jelas terdengar keseluruh lapangan.
Peluit dibunyikan dengan ketentuan:
a. Satu tiupan panjang: Apabila bertukar tidak bebas
b. Dua tiupan pendek:
1) bila pukulan
salah
2) bila pukulan
luncas
c. Dua tiupan
panjangbila bertukar bebas
1. bila bola
hilang
2. bila wasit
akan menghentikan permainan karena suatu hal.
3. Tiga tiupan
panjang:
1. bila permainan akan dimulai (permulaan setelah istirahat, setelah tukar).
2. bila permainan selesai.
1. bila permainan akan dimulai (permulaan setelah istirahat, setelah tukar).
2. bila permainan selesai.
k. TEMPAT
PERMAINAN
Sebelum pertandingan dimulai, diadakan undian, atas pemimpin ke dua party. Melakukan SOET di bawah pengawasan wasit. Yang menang menjadi party pemukul, yang kalah menjadi party lapangan.
Sebelum pertandingan dimulai, diadakan undian, atas pemimpin ke dua party. Melakukan SOET di bawah pengawasan wasit. Yang menang menjadi party pemukul, yang kalah menjadi party lapangan.
l.
PARTY PEMUKUL
Party pemukul berkumpul di dalam ruang bebas. Setelah dipanggil oleh penulis “no 1” mengambil tempat di dalam bujur sangkar tengah (dalam ruang pemukul) bersedia untuk memukul.
Party pemukul berkumpul di dalam ruang bebas. Setelah dipanggil oleh penulis “no 1” mengambil tempat di dalam bujur sangkar tengah (dalam ruang pemukul) bersedia untuk memukul.
m. PARTY
LAPANGAN
Pemain dari party lapangan bersiap pada tempatnya masing-masing yang ditunjuk oleh pemimpinnya. Mereka boleh berdiri dimana saja diluar atau di dalam lapangan, asal memperhatikan hal-hal berikut ini:
Pemain dari party lapangan bersiap pada tempatnya masing-masing yang ditunjuk oleh pemimpinnya. Mereka boleh berdiri dimana saja diluar atau di dalam lapangan, asal memperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Tidak boleh berdiri di dalam ruang bebas
b. Tidak boleh ada pemain lain di dalam ruang pemukul, kecuali pemukul,
pelambung dan pembantunya.
c. Jalan lurus dari ruang pemukul ke tiang pertolongan tidak boleh ada rintangan.
c. Jalan lurus dari ruang pemukul ke tiang pertolongan tidak boleh ada rintangan.
n. PELAMBUNG
Seorang dari party lapangan menjadi pelambung. Ia berdiri di dalam petaknya. Selama pertandingan pelambung boleh ditukar dengan pemain lain oleh pemimpin, tetapi pada waktu bola tidak dalam permainan.
Seorang dari party lapangan menjadi pelambung. Ia berdiri di dalam petaknya. Selama pertandingan pelambung boleh ditukar dengan pemain lain oleh pemimpin, tetapi pada waktu bola tidak dalam permainan.
o. PEMBANTU
Pembantu pelambung menempatkan diri di belakang pemukul, jaraknya sekurang-kurangnya 2 langkah (sekitar 1,5 m).
Pembantu pelambung menempatkan diri di belakang pemukul, jaraknya sekurang-kurangnya 2 langkah (sekitar 1,5 m).
p. MELAMBUNG
Pelambung melambungkan bola dengan cara mengayunkan tangan dari bawah ke muka pemukul. Ia harus berdiri di dalam petaknya dengan ke dua belah kakinya menginjak tanah. Waktu melambungkan bola, ia tidak boleh membuat gerakan “pura-pura”. Apabila hal ini terjadi, walaupun sudh berulang-ulang diperingatkan oleh wasit, maka wasit berhak memerintahkan pemimpin party lapangan untuk mengganti pelambung dengan pemain lain. Pemukul boleh lari dengan bebas
Pelambung melambungkan bola dengan cara mengayunkan tangan dari bawah ke muka pemukul. Ia harus berdiri di dalam petaknya dengan ke dua belah kakinya menginjak tanah. Waktu melambungkan bola, ia tidak boleh membuat gerakan “pura-pura”. Apabila hal ini terjadi, walaupun sudh berulang-ulang diperingatkan oleh wasit, maka wasit berhak memerintahkan pemimpin party lapangan untuk mengganti pelambung dengan pemain lain. Pemukul boleh lari dengan bebas
sampai kembali ke ruang bebas dan mendapat nilai lari satu.
q. LAMBUNGAN
BETUL
Bola betul dilambungkan:
1. Bila bola seolah –olah akan mengenai pemukul atau dekat sekali dengan
Bola betul dilambungkan:
1. Bila bola seolah –olah akan mengenai pemukul atau dekat sekali dengan
pemukul tidak lebih tinggi dari kepala dan tidak lebih rendah dari
lutut.
2. Bila bola melambung di tempat yang ditunjukkan oleh pemukul.
2. Bila bola melambung di tempat yang ditunjukkan oleh pemukul.
Peringatan: Bila tempat ditunjukkkan oleh pemukul, pelambung memenuhinya. Bila tempat tidak ditunjukkan oleh pemukul, bola yang memenuhi syarat lambungan, harus dipukul. Pemukul tidak boleh meminta lambungan bola di luar (melewati garis pemukul) ruang pemukul.
r. LAMBUNGAN
SALAH
Bola salah dilambungkan apabila tidak memenuhi syarat-syarat aturan
Bola salah dilambungkan apabila tidak memenuhi syarat-syarat aturan
s. MENOLAK BOLA
Bola yang betul dilambungkan harus dipukul. Bola yang salah dilambungkan tidak perlu dipukul, namun apabila dipukul hal itu termasuk satu pukulan. Apabila pelambung tiga kali berturut-turut, menurut pendapat wasit, selalu salah melambungkannya, pemukul boleh bebas lari ke tiang bebas dengan bebas, dan ia dipandang sebagai pemukul yang betul pukulannya.
Bola yang betul dilambungkan harus dipukul. Bola yang salah dilambungkan tidak perlu dipukul, namun apabila dipukul hal itu termasuk satu pukulan. Apabila pelambung tiga kali berturut-turut, menurut pendapat wasit, selalu salah melambungkannya, pemukul boleh bebas lari ke tiang bebas dengan bebas, dan ia dipandang sebagai pemukul yang betul pukulannya.
t.
BOLA YANG DITOLAK
Apabila wasit berpendapat bahwa penolakan bola oleh si pemukul tidak mestinya, maka ia berseru “betul”. Hal ini dipandang sebagai kejadian pada “pukulan luncas”. Pemukul harus lari ke tiang pertolongan, tetapi tidak boleh dilempar.
Apabila wasit berpendapat bahwa penolakan bola oleh si pemukul tidak mestinya, maka ia berseru “betul”. Hal ini dipandang sebagai kejadian pada “pukulan luncas”. Pemukul harus lari ke tiang pertolongan, tetapi tidak boleh dilempar.
u. BANYAK
PUKULAN
Tiap-tiap pemain party pemukul hanya berhak atas “SATU” pukulan saja. Pembebas adalah pemain dari party yang mendapat giliran memukul bola pada saat kawan-kawannya semua sedang berdiridi dalam lingkaran tiang pertolongan atau tiang bebas, mempunyai hak atas “TIGA” pukulan.
Tiap-tiap pemain party pemukul hanya berhak atas “SATU” pukulan saja. Pembebas adalah pemain dari party yang mendapat giliran memukul bola pada saat kawan-kawannya semua sedang berdiridi dalam lingkaran tiang pertolongan atau tiang bebas, mempunyai hak atas “TIGA” pukulan.
v. GILIRAN
MEMUKUL
Pemain-pemain mendapat giliran memukul menurut urutan nomor yang ada dir uang bebas). Pengganti mendapat nomor pemain yang digantinya. Sesudah bertukar, party lapangan menjadi party pemukul, yang mulai memukul adalah pemain yang nomornya mengikuti nomor pemain pemain yang memukul terakhir ketika akan ada pertukaran. Sehabis istirahat, yang menjadi party pemukul adalah party lapangan pada permulaan pertandingan. Giliran memukul dimulai dari no 1 yang pada waktu akan berganti, menjadi party pemukul nomor urut berlaku terus.
Pemain-pemain mendapat giliran memukul menurut urutan nomor yang ada dir uang bebas). Pengganti mendapat nomor pemain yang digantinya. Sesudah bertukar, party lapangan menjadi party pemukul, yang mulai memukul adalah pemain yang nomornya mengikuti nomor pemain pemain yang memukul terakhir ketika akan ada pertukaran. Sehabis istirahat, yang menjadi party pemukul adalah party lapangan pada permulaan pertandingan. Giliran memukul dimulai dari no 1 yang pada waktu akan berganti, menjadi party pemukul nomor urut berlaku terus.
w. TEMPAT SI
PEMUKUL
Pemukul berdiri di dalam bujur sangkar tengah di ruang pemukul, pada tempat yang disukainya. Ia tidak boleh berdiri di atas salah satu garis batas atau di luarnya, sebelum kayu pemukul mengenai bola. Pelanggran dipandang sebagai “pukulan salah”
Pemukul berdiri di dalam bujur sangkar tengah di ruang pemukul, pada tempat yang disukainya. Ia tidak boleh berdiri di atas salah satu garis batas atau di luarnya, sebelum kayu pemukul mengenai bola. Pelanggran dipandang sebagai “pukulan salah”
x. PUKULAN BETUL
Pukulan disebut betul, apabila bola dipukul, melampaui garis-garis pemukul, dan tidak melewati garis samping sebelum bendera tengah, dengan tidak lebih dahulu mengenai tanah, pemain atau tiang pertolongan.
Pukulan disebut betul, apabila bola dipukul, melampaui garis-garis pemukul, dan tidak melewati garis samping sebelum bendera tengah, dengan tidak lebih dahulu mengenai tanah, pemain atau tiang pertolongan.
y. PUKULAN SALAH
Pukulan salah apabila:
a. Bila bola jatuh di atas atau di belakang garis pemukul (atau sambungannya).
b. Apabila bola terpukul dengan tangan
c. Apabila bola setelah dipukul jatuh mengenai pemukul sendiri, mengenai
Pukulan salah apabila:
a. Bila bola jatuh di atas atau di belakang garis pemukul (atau sambungannya).
b. Apabila bola terpukul dengan tangan
c. Apabila bola setelah dipukul jatuh mengenai pemukul sendiri, mengenai
pelambung atau pembantunya, sedang mereka ada di dalam ruang
pemukul.
d. Apabila bola melambung melewati garis samping sebelum bendera tengah,
d. Apabila bola melambung melewati garis samping sebelum bendera tengah,
dengan tidak mengenai tanah pemain atau tiang pertolongan lebih
dahulu.
e. Apabila bola jatuh atau berguling-guling di dalam ruang bebas, meskipun
e. Apabila bola jatuh atau berguling-guling di dalam ruang bebas, meskipun
akhirnya masuk juga ke dalam lapangan.
z. PUKULAN
LUNCAS
Pukulan disebut luncas apabila dalam usaha memukul, kayu pemukul tidak mengenai bola.
Pukulan disebut luncas apabila dalam usaha memukul, kayu pemukul tidak mengenai bola.
aa. KAYU PEMUKUL
KELUAR
Sehabis memukul, kayu pemukul harus diletakkan di dalam bujur sangkar si pemukul. Kalau kayu pemukul terjatuh keluar batas, ataupun sebagian saja keluar, pemukul tidak berhak mendapat nilai, kecuali kalau ia sebelum menyentuh tiang pertolongan sempat dan dapat membetulkan kayu pemukul sebagaimana mestinya. Sesudah menyentuh tiang pertolongan boleh juga ia kembali “membetulkan” kayu pemukul tetapi ia harus langsung lari ke tiang bebas. Untuk sesuatu pukulan betul,walaupun kayu pemukul keluar, pemain lainnya boleh melanjutkan perjalanannya.
Sehabis memukul, kayu pemukul harus diletakkan di dalam bujur sangkar si pemukul. Kalau kayu pemukul terjatuh keluar batas, ataupun sebagian saja keluar, pemukul tidak berhak mendapat nilai, kecuali kalau ia sebelum menyentuh tiang pertolongan sempat dan dapat membetulkan kayu pemukul sebagaimana mestinya. Sesudah menyentuh tiang pertolongan boleh juga ia kembali “membetulkan” kayu pemukul tetapi ia harus langsung lari ke tiang bebas. Untuk sesuatu pukulan betul,walaupun kayu pemukul keluar, pemain lainnya boleh melanjutkan perjalanannya.
bb. MUALI
PERMAINAN
Pada tiap-tiap permulaan permainan, sehabis bertukar tempat dan sehabis istirahat, pemain dari party pemukul tidak boleh masuk ke dalam ruang pemukul sebelum dipanggil oleh penulis. Pelanggaran hal ini dihukum dengan bertukar bebas.
Pada tiap-tiap permulaan permainan, sehabis bertukar tempat dan sehabis istirahat, pemain dari party pemukul tidak boleh masuk ke dalam ruang pemukul sebelum dipanggil oleh penulis. Pelanggaran hal ini dihukum dengan bertukar bebas.
cc. LARI
Tiap-tiap pemukul setelah pukulan betul, pukulan salah, atau luncas disebut “pelari”
Tiap-tiap pemukul setelah pukulan betul, pukulan salah, atau luncas disebut “pelari”
dd. LARI SESUDAH
PUKULAN BETUL
Sesudah pukulan betul,pemukul harus lari keruang pertolongan atau langsung ke salah satu dari tiang bebas, dan dari tiang bebas, kalau menurut kiranya mungkin, yaitu tidak akan kena dilempar, boleh terus kembali ke ruang bebas. Kalau seorang pelari berdiri dekat dengan tiang pertolongan dan pada saat itu bola sudah ada dalam tangan si pelambung dan pelambung sudah siap di dalam petak, maka si pelari harus segera menyentuh tiang pertolongan.
Dalam usaha lari, tiang pertolongan tidak perlu disentuh, boleh dilalui saja, tetapi sah satu tiang bebas harus disentuh.
Pelari tidak boleh dilempar kalau ia telah menyentuh tiang pertolongan, tiang bebas atau bendera pada tiang itu.
Jadi. meskipun sudah masuk ke dalam lingkaran tiang-tiang tersebut kalau belum menyentuh tiangnya atau benderanya , masih boleh dilempar juga
Jika pelari keluar dari lingkaran tiang pertolongan, waktu bola dalam permainan, maka ia harus lari setidak-tidaknya sampai ke tiang bebas.
Jika keluar dari lingkaran tiang bebas, harus lari kembali ke ruang bebas.
Dalam perjalanan dari ruang pemukul ke tiang bebas, pelari boleh mempergunakan tiang pertolongan sebagai tempat yang bebes dari lemparan. Tetapi pada bagian ke dua dari larinya tiang pertolongan bukan tempat bebas lagi.
Selama ia belum menyentuh tiang bebas, ia berlindung diri ke tiang pertolongan.
Lari dari tiang bebas ke tiang bebas lainnya tidak boleh, kalau hal ini terjadi pelari harus terus ke ruang bebas.
Sesudah pukulan betul,pemukul harus lari keruang pertolongan atau langsung ke salah satu dari tiang bebas, dan dari tiang bebas, kalau menurut kiranya mungkin, yaitu tidak akan kena dilempar, boleh terus kembali ke ruang bebas. Kalau seorang pelari berdiri dekat dengan tiang pertolongan dan pada saat itu bola sudah ada dalam tangan si pelambung dan pelambung sudah siap di dalam petak, maka si pelari harus segera menyentuh tiang pertolongan.
Dalam usaha lari, tiang pertolongan tidak perlu disentuh, boleh dilalui saja, tetapi sah satu tiang bebas harus disentuh.
Pelari tidak boleh dilempar kalau ia telah menyentuh tiang pertolongan, tiang bebas atau bendera pada tiang itu.
Jadi. meskipun sudah masuk ke dalam lingkaran tiang-tiang tersebut kalau belum menyentuh tiangnya atau benderanya , masih boleh dilempar juga
Jika pelari keluar dari lingkaran tiang pertolongan, waktu bola dalam permainan, maka ia harus lari setidak-tidaknya sampai ke tiang bebas.
Jika keluar dari lingkaran tiang bebas, harus lari kembali ke ruang bebas.
Dalam perjalanan dari ruang pemukul ke tiang bebas, pelari boleh mempergunakan tiang pertolongan sebagai tempat yang bebes dari lemparan. Tetapi pada bagian ke dua dari larinya tiang pertolongan bukan tempat bebas lagi.
Selama ia belum menyentuh tiang bebas, ia berlindung diri ke tiang pertolongan.
Lari dari tiang bebas ke tiang bebas lainnya tidak boleh, kalau hal ini terjadi pelari harus terus ke ruang bebas.
ee. LARI SESUDAH
PUKULAN SALAH ATAU LUNCAS
Kalau pukulan salah atau luncas, yang boleh lari hanya pemukul sendiri, tetapi tidak boleh lebih jauh dari tiang pertolongan, kecuali kalau bola oleh party lapangan dimainkan dengan maksud untuk melempar pelari itu. Ia tidak mendapat nilai untuk larinya. KAaau bola dimainkan, maka semua pelari pada tiang pertolongan dan tiang bebas boleh meneruskan perjalanannya.
Kalau pukulan salah atau luncas, yang boleh lari hanya pemukul sendiri, tetapi tidak boleh lebih jauh dari tiang pertolongan, kecuali kalau bola oleh party lapangan dimainkan dengan maksud untuk melempar pelari itu. Ia tidak mendapat nilai untuk larinya. KAaau bola dimainkan, maka semua pelari pada tiang pertolongan dan tiang bebas boleh meneruskan perjalanannya.
ff. MELANJUTKAN
LARI
Pelari pada tiang pertolongan atau tiang bebas boleh melanjutkan lari kalau bola sudah dalam permainan. Pada saat bola terlepas dari tangan pelambung, untuk dipukul, seorangpun tidak boleh lari, kalau belum pasti bahwa pukulan itu betul.
Pelari pada tiang pertolongan atau tiang bebas boleh melanjutkan lari kalau bola sudah dalam permainan. Pada saat bola terlepas dari tangan pelambung, untuk dipukul, seorangpun tidak boleh lari, kalau belum pasti bahwa pukulan itu betul.
gg. MENDAPAT NIAI
Pemain dari party pemukul mendapat nilai dua kalau pukulannya sendiri betul dan ia dapat lari dari ruang pemukul ke salah saru tiang bebas, langsung kembali ke ruang bebeas dengan selamat, artinya tidak melakukan pelanggaran atau tidak terganggu karena pertukaran tempat.
Kalau perjalanan dilakukan dalam 2 atau 3 bagian dengan selamat, pelari mendapat nilai 1. Untuk satu “bola tangan” yaitu bola yang ditangkap, party lapangan mendapat nilai 1. bila pada akhir pertandingannilai ke dua party sama maka yang menang adalah party party yang terbanyak mendapat nilai untuk lari.
Pemain dari party pemukul mendapat nilai dua kalau pukulannya sendiri betul dan ia dapat lari dari ruang pemukul ke salah saru tiang bebas, langsung kembali ke ruang bebeas dengan selamat, artinya tidak melakukan pelanggaran atau tidak terganggu karena pertukaran tempat.
Kalau perjalanan dilakukan dalam 2 atau 3 bagian dengan selamat, pelari mendapat nilai 1. Untuk satu “bola tangan” yaitu bola yang ditangkap, party lapangan mendapat nilai 1. bila pada akhir pertandingannilai ke dua party sama maka yang menang adalah party party yang terbanyak mendapat nilai untuk lari.
hh. DILARANG LARI
Pada saat bola mati tidak boleh lagi memulai lari.
Pada saat bola mati tidak boleh lagi memulai lari.
ii. KELUAR BATAS
Pemain-pemain party pemukul dilarang keluar dari batas, ruang bebas dan ruang pemukul. Pelari yang akan masuk ke dalam ruang bebas boleh melalui ruang pemukul. Pemain dianggap telah masuk ke ruang bebas apabila kedua kakinya telah menginjak ruang bebas.
Pemain-pemain party pemukul dilarang keluar dari batas, ruang bebas dan ruang pemukul. Pelari yang akan masuk ke dalam ruang bebas boleh melalui ruang pemukul. Pemain dianggap telah masuk ke ruang bebas apabila kedua kakinya telah menginjak ruang bebas.
Pemain dianggap keluar dari batas apabila sebagian badannya menganai tanah di luar batas. Pemain dari party lapangan yang ada di luar batas, bila ada peluit “bertukar bebas” harus segera mungkin lari ketiang bebas, atau ke tiang pertolongan, atau ke ruang bebas, menurut keadaannya.
Pelanggaran-pelanggaran hal tersebut dihukum dengan bertukar bebas.
jj. MENGHALANG-HALANGI
Jika seorang pelari, dirintangi perjalanannya dengan sengaja oleh pemain dari party lapangan, maka pelari itu boleh meneruskan pejalanan tanpa melalui pemberhentian yang berikutnya (tiang pertolongan, tiang bebas, ruang bebas). Jika karena rintangan itu ia sampai kena lempar, maka lemparan itu tidak sah. Sebaliknya, pelari untuk menukarkan usaha melempar dilarang mendesak pemain yang akan melemparnya. Pelanggaran hal ini dihukum dengan bertukar bebas.
Jika seorang pelari, dirintangi perjalanannya dengan sengaja oleh pemain dari party lapangan, maka pelari itu boleh meneruskan pejalanan tanpa melalui pemberhentian yang berikutnya (tiang pertolongan, tiang bebas, ruang bebas). Jika karena rintangan itu ia sampai kena lempar, maka lemparan itu tidak sah. Sebaliknya, pelari untuk menukarkan usaha melempar dilarang mendesak pemain yang akan melemparnya. Pelanggaran hal ini dihukum dengan bertukar bebas.
kk. BOLA MATI
Bola disebut mati:
a. Kalau bola ditangan pelambung yang sudah siap dalam petaknya.
b. Kalau pukulan salah kecuali kalau ia dipermainkan oleh party lapangan.
c. Kalau pukulan luncas, kecuali kalau ia dimainkan oleh partuy lapangan.
d. Kalau bola hilang terhitung dari saat waktu wasit membunyikan tanda “bola
Bola disebut mati:
a. Kalau bola ditangan pelambung yang sudah siap dalam petaknya.
b. Kalau pukulan salah kecuali kalau ia dipermainkan oleh party lapangan.
c. Kalau pukulan luncas, kecuali kalau ia dimainkan oleh partuy lapangan.
d. Kalau bola hilang terhitung dari saat waktu wasit membunyikan tanda “bola
hilang” (dua tiupan panjang).
e. Kalau bertukar tempat bebas.
e. Kalau bertukar tempat bebas.
ll. BOLA DALAM
PERMAINAN
Bola dalam permainan
a. sehabis pukulan betul.
b. Kalau sesudah luncas, atau salah, ia lalu dimainkan oleh party lapangan.
c. Kalau sesudah tanda “bola hilang” bola sudah terdapat lagi dan sudah ada di
Bola dalam permainan
a. sehabis pukulan betul.
b. Kalau sesudah luncas, atau salah, ia lalu dimainkan oleh party lapangan.
c. Kalau sesudah tanda “bola hilang” bola sudah terdapat lagi dan sudah ada di
dalam lapangan.
mm. BOLA HILANG
Bola hilang kalau ia tidak dapat diambil oleh paty lapangan dengan cara biasa. Dalam hal ini termasuk juga kalau bola terjatuh di belakang penonton, sehingga ia tidak dapat diambil dalam waktu yang sepatutnya. Penentuan hal ini diserahkan kepada kebijaksanaan wasit. Ia membunyikan peluit tanda ”bola hilang” pada saat sekiranya bola tersebut sudah dapat diambil kembali, kalau tidak terhalang. Sebelum ada tanda ”bola hilang” pemain dari party pemukul boleh melanjutkan lari. Tetapi setelah tanda ”bola hilang” dibunyikan hanya boleh lari ke tempat pemberhentian.
Bola hilang kalau ia tidak dapat diambil oleh paty lapangan dengan cara biasa. Dalam hal ini termasuk juga kalau bola terjatuh di belakang penonton, sehingga ia tidak dapat diambil dalam waktu yang sepatutnya. Penentuan hal ini diserahkan kepada kebijaksanaan wasit. Ia membunyikan peluit tanda ”bola hilang” pada saat sekiranya bola tersebut sudah dapat diambil kembali, kalau tidak terhalang. Sebelum ada tanda ”bola hilang” pemain dari party pemukul boleh melanjutkan lari. Tetapi setelah tanda ”bola hilang” dibunyikan hanya boleh lari ke tempat pemberhentian.
nn.
MELEMPAR
Lemparan dipandang syah apabila lemparan itu dengan langsung mengenai pemain dari party pemukul. Bola, yang sebelum mengenai pemain dari party pemukul,lebih dahulu mengenai tanah, tiang, tidak syah. Memukul dengan bola terpegang tidak boleh. Melempar bola dilakukan dari segala tempat, dari luar atau dari dalam lapangan, kecuali dari ruang bebas. Lemparan boleh mengenai seluruh tubuh, kecuali lemparan yang mengenai kepala, dipandang tidak syah (kecuali kalau disengaja lemparan diterima dengan kepala). Mengenai sebagian pakaian pun dianggap syah, asal bukan pakaian yang ada di kepala. Jika wasit ragu-ragu akan menetapkan kena atau tidaknya suatu lemparan, maka ia boleh minta keterangan kepada penjaga garis.
Lemparan dipandang syah apabila lemparan itu dengan langsung mengenai pemain dari party pemukul. Bola, yang sebelum mengenai pemain dari party pemukul,lebih dahulu mengenai tanah, tiang, tidak syah. Memukul dengan bola terpegang tidak boleh. Melempar bola dilakukan dari segala tempat, dari luar atau dari dalam lapangan, kecuali dari ruang bebas. Lemparan boleh mengenai seluruh tubuh, kecuali lemparan yang mengenai kepala, dipandang tidak syah (kecuali kalau disengaja lemparan diterima dengan kepala). Mengenai sebagian pakaian pun dianggap syah, asal bukan pakaian yang ada di kepala. Jika wasit ragu-ragu akan menetapkan kena atau tidaknya suatu lemparan, maka ia boleh minta keterangan kepada penjaga garis.
oo.
BERTUKAR TEMPAT TIDAK BEBAS
Kalau seorang dari party pemukul kena lempar, maka mulai dari saat itu juga party lapangan menjadi party pemukul, dan party pemukul menjadi party lapangan. Party lapangan baru ini hendaklah dengan secepat-cepatnya mencoba melempar seseorang lawannya, yaitu party pemukul baru, hendaklah sedapat mungkin lekas lari memperlindungkan dirinya kedalam ruang bebas, pada tiang pertolongan atau tiang bebas.
Kalau seorang dari party pemukul kena lempar, maka mulai dari saat itu juga party lapangan menjadi party pemukul, dan party pemukul menjadi party lapangan. Party lapangan baru ini hendaklah dengan secepat-cepatnya mencoba melempar seseorang lawannya, yaitu party pemukul baru, hendaklah sedapat mungkin lekas lari memperlindungkan dirinya kedalam ruang bebas, pada tiang pertolongan atau tiang bebas.
pp.
PELARIAN
Selama belum ada peluit akan mulai bermain lagi, semua pelarian yang terlindung pada tiang pertolongan atau tiang bebas boleh langsung kembali ke dalam ruang bebas. Jika sudah ada peluit akan bermain lagi, mereka harus ada dalam lingkaran tiang pertolongan atau lingkaran tiang bebas. Jika bola sudah ada dalam permainan, barulah mereka boleh melanjutkan perjalanannya pula. Untuk lari itu mereka tidak menerima nilai sebab mereka tidak memukul bola.
Selama belum ada peluit akan mulai bermain lagi, semua pelarian yang terlindung pada tiang pertolongan atau tiang bebas boleh langsung kembali ke dalam ruang bebas. Jika sudah ada peluit akan bermain lagi, mereka harus ada dalam lingkaran tiang pertolongan atau lingkaran tiang bebas. Jika bola sudah ada dalam permainan, barulah mereka boleh melanjutkan perjalanannya pula. Untuk lari itu mereka tidak menerima nilai sebab mereka tidak memukul bola.
qq.
MENGENAI BOLA
Pertukaran tidak bebas juga berlaku kalau pemain dari regu pukulan memegang bola ditempat mana saja. Ini tidak berlaku bagi bola yang dilemparkan oleh pelempar kepada pemukul. Kalau si pemukul memegang bola, kalau waktu akan memukul, maka ini termasuk pukulan salah. Ini tidak erlaku kalau bola dilemparkan atau digulingkan kepada pemain. Tetapi jika memegang bola itu menurut pendapat wasit dilakukan supaya pemukul dapat dengan bebas lari ke tiang pertolongan, hal ini harus dihukum dengan ”bertukar tempat dengan bebas”.
Pertukaran tidak bebas juga berlaku kalau pemain dari regu pukulan memegang bola ditempat mana saja. Ini tidak berlaku bagi bola yang dilemparkan oleh pelempar kepada pemukul. Kalau si pemukul memegang bola, kalau waktu akan memukul, maka ini termasuk pukulan salah. Ini tidak erlaku kalau bola dilemparkan atau digulingkan kepada pemain. Tetapi jika memegang bola itu menurut pendapat wasit dilakukan supaya pemukul dapat dengan bebas lari ke tiang pertolongan, hal ini harus dihukum dengan ”bertukar tempat dengan bebas”.
Bila bola dilambungkan atau digulingkan kepada seseorang pemain dari party pemukul, yang bukan pelari, tidak terjadi apa-apa.
rr.
MENINGGALKAN RUANG BEBAS
Keluar dari ruang bebas bukan pada waktunya dengan maksud akan turut bermain, karena sudah ada harapan akan terjadi ”bertukar tidak bebas” dihukum dengan ”bertukar bebas”.
Keluar dari ruang bebas bukan pada waktunya dengan maksud akan turut bermain, karena sudah ada harapan akan terjadi ”bertukar tidak bebas” dihukum dengan ”bertukar bebas”.
ss.
MENGINJAK RUANG BEBAS
Tidak diperkenankan pemain dari party lapangan amsuk ke dalam ruang bebas, sebelum lemparan terjadi, lemparan mana dinyatakan oleh peluit wasit dan hukumannya ialah lemparan itu dianggap tidak sah.
Tidak diperkenankan pemain dari party lapangan amsuk ke dalam ruang bebas, sebelum lemparan terjadi, lemparan mana dinyatakan oleh peluit wasit dan hukumannya ialah lemparan itu dianggap tidak sah.
tt.
PERTUKARAN BEBAS TERJADI
a. sesudah 5 bola tangkap berturut-turut dengan tidak ada pertukaran
b. kalau sesudah pukulan penghabisan dari pembebas, ruang bebas dapat di
a. sesudah 5 bola tangkap berturut-turut dengan tidak ada pertukaran
b. kalau sesudah pukulan penghabisan dari pembebas, ruang bebas dapat di
”bakar” atau kalau pukulan yang terakhir ini salah.
c. Kalau pelari pada saat masuk ke dalam ruang bebas melalui garis belakang
c. Kalau pelari pada saat masuk ke dalam ruang bebas melalui garis belakang
ruang bebas.
d. Kalau pemain dari party pemukul keluar dari ruang bebas tidak untuk
d. Kalau pemain dari party pemukul keluar dari ruang bebas tidak untuk
memukul.
e. Kalau pemukul dari party pemukul keluar dari batas lapangan.
f. Kalau kayu pemukul pada saat dipukulkan terlepas dari tangan pemukul.
e. Kalau pemukul dari party pemukul keluar dari batas lapangan.
f. Kalau kayu pemukul pada saat dipukulkan terlepas dari tangan pemukul.
uu. BOLA TANGKAP
Tiap bola yang terpukul yang dapat ditangkap, sebelum mengenai tanah, dihitung sebagai bola tangkap, dan dihitung pula satu angka.
Tiap bola yang terpukul yang dapat ditangkap, sebelum mengenai tanah, dihitung sebagai bola tangkap, dan dihitung pula satu angka.
vv.
PEMBEBASAN
Pemain dari party pemukul yang tiba gilrannya untuk memukul sedangkan semua pemain dari regunya masih berdiri pada tiang pertolongan atau tiang bebas dinamakan pembebasan.
Pemain dari party pemukul yang tiba gilrannya untuk memukul sedangkan semua pemain dari regunya masih berdiri pada tiang pertolongan atau tiang bebas dinamakan pembebasan.
Pembebasan berhak tiga pukulan. Hak ini ada selama ia jadi pembebas. Jadi sesudah salah seorang dari partynya masuk, ia bukan pembebas lagi, hanya menjadi pemain biasa kembali. Kalau seseorang masuk setelah pukulan pertama atau ke dua, maka ia masih boleh memukul sekali lagi.
Setelah itu pembebas harus berlari. Pembebas boleh berlari pada pukulan yang pertamatau ke dua, tetapi hak memukul lagi jadi hilang. Berlari itu dianggap sudah dimulai, sesudah garis pemukul dilewati dengan sebelah atau dengan kedua belah kaki.
ww. MEMBAKAR
Setelah pukulan penghabisan dari pembebas tiap pemain dari party lapangan berhak membakar. Yang disebut membakar adalah berdiri dengan kaki dua di dalam ruang bebas dengan membanting bola.
Setelah pukulan penghabisan dari pembebas tiap pemain dari party lapangan berhak membakar. Yang disebut membakar adalah berdiri dengan kaki dua di dalam ruang bebas dengan membanting bola.
xx.
MEMPERLAMBAT PERMAINAN DENGAN SENGAJA
Memperlambat permainan dengan sengaja dilarang. Wasit memperingatkan pemimpin party yang bersangkutan.Kalau hal ini diulangi lagi, wasit berhak menjatuhkan hukuman sebagai berikut:
Memperlambat permainan dengan sengaja dilarang. Wasit memperingatkan pemimpin party yang bersangkutan.Kalau hal ini diulangi lagi, wasit berhak menjatuhkan hukuman sebagai berikut:
a. kalau party pemukul ynag menjalankan, hukumannya pertukaran bebas
b. kalau party lapangan yang menjalankan, angka pemain yang ada pada tiang
pertolongan boleh berjalan dengan bebas ke tiang bebas dan pemain
pada tiang bebas boleh masuk dengan bebas ke ruang bebas. Kalau tidak ada
pemain pada tiang, party pemukul mendapat tambahan nilai 1.
B. KETERAMPILAN DASAR PERMAINAN BOLA
BAKAR
1.
Keterampilan dasar permainan
Keterampilan dasar yang sebaiknya dikuasai
pemain bola bakar adalah tehnik memukul, melambungkan bola, lari, melempar
menangkap dan membakar.
2.
Tehnik Memukul
Dalam tehnik memukul harus mengetahui
pengarahan posisi kaki dan bahunya ke arah mana bola akan di berikan. Pada saat
memukul perhatikan bola sampai benar-benar dipukul kearah samping dengan ayunan
lengan yang kuat dan menyentuh bola dengan tepat sehingga bola mendatar dan
tidak melambung.
3.
Tehnik Melambungkan Bola
Lambungan bola yang baik biasanya sesuai
dengan permintaan teman yang akan melakukan pukulan, berada di sekitar depan
dada pemukul sehingga pemukul dapat melakukan pukulan dengan baik
4.
Tehnik Lari
Berlari harus dilakukan di luar garis diantara
dua tiang hinggap dan berusaha lari dengan secepatnya.
5.
Tehnik melempar dan menangkap bola
Dalam permainan bola bakar tehnik melempar
yang dibutuhkan adalah bagaimana cara melempar dengan cepat dan tepat kepada
pembakar agar dia dapat dengan segera membakar dengan mudah, jarak lemparanya
dekat mungkin tidak terlalu sulit, tetapi jika bola hasil pukulannya jauh ke
bagian belakang lapangan permainan maka cara melempar dilakukan dengan cara
bersambung, dari belakang dilemparkan ke temanya ditengah lapangan dan
selanjutnya dari tengah lapangan dilemparkan ke arah pembakar
6.
Penjaga Lapangan
Regu penjaga lapangan harus berusaha mengatur
posisi dari tempat yang sesuai pada lapangan permainan, hal ini dilakukan agar
tidak ada ruang kosong dan tidak terjaga sehingga lawan akan memukul ke tempat
yang kosong, tehnik penjaga lapangan
adalah berusaha bagaimana agar bola yang akan datang padanya dapat ditangkap
dengan baik, selanjutnya memberikan bola tersebut kepada petugas pembakar
secepat mungkin agar pelari dapat dibakar atau berusaha agar pelari tidak dapat
melanjutkan larinya.
Penangkap tidak saja berusaha menangkap bola
yang diberikan oleh temannya, tetapi apabila penjaga dapat menangkap bola
melambung hasil pukulan langsung dan tidak menyentuh tanah terlebih dahulu maka
penjaga memperoleh satu nilai bagi penjaga lapangan.
Pemakar adalah seorang penangkap yang biasanya
lebih baik. Tugasnya adalah menangkap bola dari temanya dan dengan segera ia
membakar dengan cara menjatuhkan bola ke tempat pembakar.
Apabila pembakar telah menjatuhkan bola ke
tempat pembakar, maka pelari yang tidak berada pada tiang hinggap dinyatakan
mati, biasanya pelari akan segera berhenti dan memegang tiang hinggap manakala
penjaga telah melemparkan bola kearah pembakar. Dengan sendirinya juga penagkap
ini sudah mempersiapkan dirinya pada posisi bagaimana tehnik dalam menangkap
bola agar sekali tangkap bola tidak lepas dari tanganya.
7.
Regu Penyerang
Pemain regu penyerang berusaha agar anggotanya
tidak ada yang mati dan melakukan pukulan sebanyak mungkin dan bola yang
dipukul tidak dapat ditangkap pemain lapangan dan berusaha tidak ada yang mati
agar pertukaran permainan tidak terjadi.
PDGK4208/RANGKUMAN/MODUL4
KEGIATAN
BELAJAR 2
PERMAIANAN
KASTI
Permainan kasti merupakan salah satu cabang olahraga permainan
yang sangat populer di Indonesia jauh sebelum zaman pejajahan jepang.
A. LAPANGAN KASTI
Lapangan permainan kasti berbentuk empat
persegi panjang dengan ukuran luasnya adalah lebih kurang panjang 60 m dan
lebar 30 m tidak mutlak. 5 m dari panjang lapangan dipergunakan untuk ruangan
tempat penjaga belakang, tempat pemukul, tempat pelambung, dan tempat pemain
pemukul. Lapangan dilengkapi dengan tiang penyelemat yang ditelakkan dengan
jaraknya 5 m dari garis 5 meter dari garis samping. Sedangkan tiang hinggap ada
dua buah masing-masing diletakkan berjarak 10 m dari tiang lainya. 10 meter
dari garis belakang dan juga 5 m dari garis samping belakang.
Bagian pangkal terdapat ruangan tau perak
pemukul juga 5 x 5 m dari garis samping. Sedangkan tiang hinggap ada dua buah
yang masing-masing diletakkan berjarak 10 m dari tiang yang lainya 10 m dari
garis belakang dan juga 5 meter dari garis samping.
B. PERMAINAN KASTI DENGAN DUA TIANG
HINGGAP
Permainan kasti ang juga dimainkan oleh dua
regu yang terdiri dari 12 orang setiap regu dan diketahui oleh ketua regu
merupakan kelanjutan dari permainan bola
sentuh dan permainan kasti dengan dua tiang hinggap. Mengenai tehnik yang
dikuasai oleh permainan kasti ini juga sama dengan permainan bola sentuh.
Pemain ini tidak boleh dikejar oleh regu penjaga yang berada pada ruang bebas.
Tetapi pada permainan kasti tidak ada diruangan bebas. Oleh sebab itu semua
lapangan bebas untuk melempar pada pemain sebelum mereka sampai pada tiang yang
dituju atau kembali ke ruang bebas atau tempat memukul bola pada permulaan
permainan.
1.
Perlengkapan
Permaianan ini dilengkapi dengan :
a.
Kayu pemukul Panjangnya 50-60 cm
dengan garis menengah 3,5 – 5 cm. Sedangkan pemegang 15 – 20 cm dengan tebalnya
3 – 4 cm.
b.
Bola permainan berijuk atau sabut yang
kelilingnya 19-21 cm dan beratnya 70 – 80 gram.
c.
Tiang Hinggap yang diberi bendera
2.
Tehnik dan taktik permainan kasti
Adapun tehnik perorangan dalam permainan kasti
ini secara umum adalah :
a.
Penguasaan tehnik individu
Tehnik dan tatik dalam permainan kasti ini
yang utama bagi regu pemukul diantaranya adalah : regu pemukul dengan
sendirinya sudah menguasai tehnik memukul yang baik sehungga dapat mengarahkan
bolanya kemana disukainya, yaitu dengan membentuk posisi kaki dan mengarahkan
bahhu ketempat sasaran yang akan dituju. Untuk mencapai kemenangan diperlukan
taktik dan strategi yang sesuai dengan lawan yang dihadapi.
b.
Tehnik regu lapangan
Tehnik bagi regu lapangan adalah menjaga bola
yang akan datang padanya dapat ditangkap dengan baik sehingga menghasilkan satu
nilai. Disamping tehnik menangkap bola yang akan datang padanya sebagai kiriman
dari temanya untuk dilanjutkan melempar pelari yang sedang berlari.
Usaha regu penjaga adalah begaimana agar regu
pemukul dapat dilempar atau seluruh bola yang dipukulnya dapat diatangkap, dan
dapat melempar regu pemukul.
C. PERATURAN PERMAINAN KASTI
1.
Lapangan
Ukuran lapangan adalah empat persegi panjang
dan kelau memungkinkan adalah 30 kali 60 m. Pada setiap sudut lapangan diberi
bendera termasuk tiang hinggapnya 5 kali 30 m dari lapangan separohnya diambil
untuk ruang bebas sedangkan selebihnya adalah ruang pukul yang disiapkan 5 kali
15 m yang dibagi tiga dengan batas bujur sangkar 5 m. Ditempatkan pemukul bebas
dalam ruanganya. Sedangkan pelambung berdiri petak 1 x 1 m dalam ruangan pada
seberang pemukul.
2.
Kayu Pemukul
Kayu pemukul adalah kayu yang terbentuk bula
telur atau oval yang panjangnya sekitar 50-60 cm dengan garis tengah 3,5 sampai
5 cm. Sedangkan pemegangnya 15 – 20 cm dengan 3,5-4 cm
3.
Bola
Bola untuk permainan kasti sudah dibuatkan
sedemikian rupa yang berisi ijuk atau sabut yang kelilingnya 19-21 cm dengan
tebalnya 70-80 gram.
4.
Lama Permainan
Permainan dilakukan 2 x 20 menit atau 2 x 30
menit (dapat disesuaikan)
5.
Pemain
Pemain terdiri dari dua regu yang dipimpin
oleh seorang ketua dan masing-masing 12 orang dan 3 orang cadangan semuanya
pemain mempunyai nomor dada yang jelas.
6.
Regu Pemukul
Setelah mennetukan dengan undian regu pemukul
dan regu lapangan maka regu oemukul berada dalam ruangan bebas.
7.
Regu Lapangan
Regu lapangan berada bebas dalam lapangan
kecuali :
a.
Pelambung yang berada dalam tempat
pelambung
b.
Penjaga belakang berada pada petak
c.
Tidak berada pada jalan tiang
pertolongan
8.
Melambungkan Bola
Pelambung bertugas melambungkan bola pada
pelambung sesuai dengan permintaan
9.
Lambungan Betul
Jika bola dekat pada pemukul dengan ketinggian
lutut dan kepala disamping sesuai dengan permintaan pemukul
10. Lambungan
Salah
Ini terjadi ketika
a.
Tidak sesuai dengan yang ketinggian
lutut dan kepala disamping permintaan pemukul
b.
Terlalu jauh dari badan
c.
Pemberian bola terlalu keras
d.
Bolanya diputar
11. Jumlah
Pukulan
Setiap regu pemukul hanya berhak atas satu
pukulan saja, kecuali pembebasan dapat memukul 3 kali sebab semua temanya pada
tiang hinggap
12. Giliran
Memukul
Berkelanjutan dari mulai nomor terendah sampai
nomor terakhir dalam regu pemukul.
13. Pukulan
Betul / Salah
Pukulan dikatakan betul adalah bola dipukul
melewati garis pukul dan menyentuh tanah pada lapangan. Dikatakan salah ketika
pukulan salah. Pelari tidak diperbolehkan lari ke tiang bebas, tetapi ia harus
berhenti ditiang pertolongan sampai salah seorang temanya memukul bola.
14. Melanjutkan
Lari
Pelari yang dengan pukulan salah berada pada
tiang pertolongan, ia dapat melanjutkan larinya bila ada giliran pukulan dari
temanya. Ia boleh terus lari pada tempat yang dituju bila sengaja dihalangi
oleh penjaga.
15. Bola
Mati
Bola dikatakan mati apabila:
a.
Bola sudah pada tangan pelambung
b.
Pukulan salah
c.
Bola hilang
d.
Terjadi pertukaran bebas
16. Bola
dalam permainan
Bola dalam permainan bila
a.
Sehabis memukul
b.
Sesudah memukkul luncas/salah bola
dimainkan oleh regu lapangan
c.
Ada tanda dari wasit
17. Bola
Hilang
Bola hilang kalau bola tidak diambil regu
lapangan, atau bola jauh kedaerah penonton, dan peluit wasit menentukannya.
18. Melempar
Lemaparan dianggao sah bila bola dilemparkan
dari sembarang tempat dan bolanya lepas dari tangan pelempar sehingga mengenai
pelari, kecuali kepala pelempar.
19. Bertukar
tempat bebas dan tidak bebas
Apabila regu pemukul kena lemparan maka saat
itu regu pemukul langsung menjadi regu lapangan, dengan segera ia dapat
melempar lawanya yang berusaha untuk menyelamatkan dirinya ke ruang atau tiang
bebas serta tiang pertolongan.
20. Pertukaran
Bebas
Pertukaran bebas terjadi bila :
a.
Regu lapangan memiliki 3 bola tangkap
dalam satu babak
b.
Pukulan pembebasan tiudak berhasil dan
dibakar oleh regu lapangan
c.
Pemukul keluar ruang bebas tidak untuk
memukul
d.
Kayu pemukul lepas
e.
Pelari yang tidak menyentuh tiang
bebas sudah masuk kembali ke ruang bebas
PDGK4208/RANGKUMAN/MODUL5
PERMAINAN
DI SEKOLAH DASAR
KEFIATAN
BELAJAR 1
P E
R M A
I A N
A N
A. DEFINISI PERMAINAN
Permainan secara umum dibedakan menjadi 3
jeni, yaitu :
a.
Official games
Permainan yang mempunyai organisasi resmi dan
diikuti tingkat nasional maupun internasional
b.
Lead up games
Merupakan salah satu permainan yang
dipergunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani sekolah dasar, tetapi
diberikan apabila mereka sudah menguasai berbagai keterampilan gerak dasar.
Contohnya permainan sepak bola.
c.
Low organization games
Permainan yang mempunyai peraturan tidak
mengikat yang sering juga disebut permainan anak, dimana dalam permainan
diusahakan agar permainan menarik dan menggembirakan semua anak didik.
Permainan
secara garis besarnya merupakan bagian dari cabang olahraga yang dapat
dikelompokkan dengan berbagai sudut pandang. Dengan demikian permainan ini
dapat juga dikelompokkan sebagai berikut :
1.
Berdasarkan jumlah
a.
Permainan beregu
b.
Permainan perorangan
c.
Permainan berpasangan / ganda
2.
Berdasarkan sifat permainan
a.
Untuk mengembangkan fantasi
b.
Untuk mengembangkan kemampuan berfikir
c.
Untuk mengembangan rasa seni
d.
Untuk mengembangkan aspek kebugaran
jasmani dan motorik
3.
Berdasarkan alat dipakai
a.
Tanpa menggunakan alat
b.
Menggunakan alat
4.
Berdasarkan bola yang dipakai
a.
Permainan bola kecil
b.
Permainan bola besar
Secara garis besarnya penguasaan keterampilan
tersebut bertujuan untuk :
1.
Meningkatkan penguasaan keterampilan
gerak dasar, termasuk gerak dasar dari setiap cabang olahraga
2.
Memberikan pengalaman berbagai macam
gerak
3.
Memberikan kegiatan pada otot dan
menghasilkan pengembangan serta pengontrolan otot jadi lebih
4.
Mengembangkan kelincahan dan reaksi
anak.
5.
Mempertinggi kesiapan mentak dalam
bereaksi
6.
Mengerti dan mengikuti arah/ petunjuk
dalam hal-hal berikut :
a.
Mempelajari bermain dan kerja sama
dengan lain tanpa terjadi pertengkaran, perselisihan dan percecokan
b.
Mendorong sikap sport play, jujur dan
menghargai
c.
Meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan anak
d.
Meningkatkan penalaran, keterampilan,
sikap, mental dan moral
e.
Mengisi waktu luang
f.
Menyalurkan kelebihan tenaga
g.
Sarana menikmati rasa kesenangan dan
rekreasi
h.
Sebagai penyembuhan bagi yang sakit
untuk menaikkan harga diri sebagai suatu pencapaian prestasi
i.
Mendidik anak permainan
B. GERAK DASAR PERMAINAN SEPAK BOLA
Sepak bola memiliki beberapa karakteristik.
Gerak dasar dalam permainan sepak bola berkait dengan keterampilan tehnik yang
ada dalam permainan.
1.
Sikap Awal
Anak dijadikan beberapa kelompok dalam satu
kelompok terdiri dari 7 sampai 8 orang.
Setiap kelompok mendapat satu bola dan bergerak menuju agawangnya sendiri, bola
dioperkan apabila semua pemain telah menerima geliran menyentuh bola, boleh
dilakukan tendangan kearah gawah.
2.
Permainan mengoper dan mengikuti
Setiap kelompok membuat posisi berbaris
berhadapan dibelakang dua penendang yang terpisah dengan jarak 5-10 meter
seorang anak mengoper pada anak lain yang berada paling depan dari kelompok
dihadapanya, setelah itu anak lari secepatnya kearah paling belakang kelompok
yang lain. Setiap anak melakukan pola ini. Setiap anak istirahatlah setelah
melakukanya 3-5 menit.
3.
Menendang dan menghentikan bola
Setiap kelompok anak membuat posisi sebuah
lingkaran yang menghadap ketengah, sebuah bola diberikan pada salah seorang
anak yang ada dalam kelompok lingkaran. Anak tersebut akan meletakkan bola
didepanya kemudian akan ditendangnya ke arah yang diinginkanya. Anak yang tuju
berusaha untuk menangkap bola dengan tangan atau menghentikan bola dengan kaki.
4.
Pengembangan permaian menendang bola
a.
Jarak atau besarnya lingkaran setiap
kelompok dapat mengubah dan menambah tetapu disesuaikan dengan keadaan dan
keterampilan anak didik.
b.
Bola yang diberikan pada setiap
kelompok lingkaran pada awalnya hanya satu saja, kemudian setelah itu pemberian
bola dapat diperbanyak agar lebih menarik
c.
Apabila menghentikan bola dengan kaki
anak harus berusaha bagaimana agar bola itu
idak memantul dan berusaha untuk menghentikan bola yang bergerak.
d.
Pada awalnya pembelajaran bola
ditendang dengan bebas baik dengan kaki bagian dalam, punggung kaki atau tumit.
e.
Tendangan juga dapat ditentukan apakah
dengan kaki kiri atau kaki kanan
5.
Bermain dengan tiga keterampilan
Permainan ini memerlukan 5 sampai 7 orang
anak, ini akan bermanfaat karena meliputi melempar bola, mengontrol bola,
menggiring bola, juga lari.
Letakkan tiga penanda berbentuk segitiga
dengan masing-masing sisi. Seorang pemain melakukan lemparan kedalam kemudian
pemain lain lari dan mengntrolnya. Pemain kelompok pertama menggiring bola
mengitari kelompok lain.
Fokus perhatian
Hal yang perlu diperhatikan dari aktifitas
diatas adalah bahwa anak diberikan kebebasan untuk melaksanakan berbagai macam
nenedang, yaitu meliputi :
a.
Menendang bola diam dengan berbagai
posisi kaki kearah depan saja
b.
Menendang bola diam dengan berbagai
posisi kaki ke berbagai arah
c.
Menendang bola bergerak dengan
berbagai posisi kakai ke kiri dan kekanan untuk kearah depan saja
d.
Menendang bola bergerak dengan
berbagai posisi kakai baik kekiri dan kekanan untuk kesegala arah
e.
Menghentikan bola dengan berbagai
posisi kaki tanpa adanya pantulan dari bola
6.
Pelaksanaan menggiringi
Setiap kelompok anak membuat posisi sebuah
lingkaran yang menghadap ketengah. Sebuah bola diberikan pada salah seorang
anak yang ada dalam kelompok lingkaran. Anak tersebut akan meletakkan bola
didepannya kemudian menggiring bola kearah depannya menuju teman yang berada
dihadapanya, setelah itu bola diberikan pada anak tersebut dan dia menggantikan
anak itu berdiri menggantikan tempatnya, sedangkan temannya memberikan bola
pada teman didepannya lagi.
7.
Pengembangan permainan men-dribble
bola
a.
Bola yang diberikan pada setiap
lingkaran mungkin ditambah menjadi dua bola atau lebih sehingga yang melakukan
aktivitas sekaligus lebih dari satu orang, semakin pintar anak semakin
dibutuhkan tempat yang lebih sempit agar mereka dapat merasakan bagaimana
menguasai bola agar selalu dekat dengan kakinya.
b.
Mendrible bola dapat dilakukan dengan
mengelilingi lingkaran atau pada lingkaran bagian dalam.
c.
Mendrible sendiri-sendiri dalam
lingkaran ke segala arah selama waktu yang ditentukan
d.
Dengan menentukan jarak setiap anak
yang ada pada lingkaran
e.
Mendrible dalam lingkaran baik satu
pendrible maupun lebih dengan catatan setiap pendrible ada yang mengganggunya
atau berusaha untuk mendapatkan bola.
f.
Memperhatikan kemungkinan terjadi
tubrukan.
PDGK4208/RANGKUMAN/MODUL5
PERMAINAN
DI SEKOLAH DASAR
KEGIATAN
BELAJAR 2
PEMBELAJARAN
BOLA VOLI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1.
Melakukan gerakan dasar permainan bola
voli
2.
Menerapkan model pembelajaran
permainan bola voli sesuai dengan tingkatan dan perkembangan anak di SD dengan
bentuk dan situasi bermain
3.
Mengembangkan ragam dasar, dan
modifikasi bermain bola voli di SD
B. GERAK DASAR PERMAINAN BOLA VOLI
1.
Pembahasan singkat
Gerak dasar dalam permainan bola voli adalah
keterampilan gerak manipulatif. Bola dimainkan atau dipukul hanya satu kali
oleh satu atau kedua tangan yang menjadi satu sehingga pantulanya satu kali.
Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
permainan bola voli dapat disajikan semenarik mungkin bagi anak, hal ini akan
memberi kebebasan untuk berfikit dan bertindak seiring dengan perkembangan
kemampuanya.
Kaidah utama adalah menyusun materi
pembelajaran berupa gerakan bervariasi yang sesuai dengan tingkat kemampuan
anak.
2.
Contoh macam gerakan dasar permainan
bola voli untuk anak sekolah dasar
a.
Memainkan / memantulkan bola dengan 2
tangan berpegangan keatas
b.
Memainkan / memantulkan bola dengan 2
tangan terbuka
c.
Memainkan / memantulkan bola dengan
tangan berpegangan dibawah
d.
Memainkan / memantulkan bola dengan
tangan berpegangan disamping
e.
Memainkan / memantulkan bola dengan 2
tangan terbuka dari bawah
f.
Memainkan / memantulkan bola dengan 1
tangan diatas
g.
Memainkan / memantulkan bola dengan 1
tangan dibawah
3.
Permainan bola voli anak sekolah dasar
Agar objek yang dimainkan itu tidak terlalu
cepat turun dan lama turun maka dapat dipakai bola yang ringan dan mengambang.
a.
Berlomba memainkan bola karet,
plastik, atau balon berkelompok
Jumlah pemain :
10 orang atau disesuaikan dengan ukuran lapangan
Peralatan :
balon diisi pemberat kain, busa.
Tempat :
halaman sekolah
Susunan Kelas :
Tampak pada gambar dibawah ini
Peraturan permainan
1)
Anak-anak dibariskan menjadi dua
kelompok
2)
Kedua regu dijadikan satu ditempat
bebas
3)
Balon dimainkan dengan cara dipukul
tidak boleh dipegang
4)
Regu yang paling banyak memukul bola
dinyatakan sebagai pemenang
5)
Guru memberikan tanda bahwa permainan
dimulai dengan melambungkan bola
6)
Permainan dapat diulang sesuai dengan
alokasi waktu
b.
Berlomba memainkan bola melewati garis
Jumlah Pemain :
10 Orang atau disesuaikan dengan ukuran lapangan
Peralatan :
Balon diisi pemberat kain, busa
Tempat :
Halaman Sekolah
Peraturan permainan :
1)
Anak-anak dibariskan menjadi 2
kelompok (kelompok A dan B)
2)
Kedua regu kelompok menempati tempat
yang disediakan
3)
Permainan berlangsung dengan memukul
balon, tidak bolah dipegang
4)
Regu A berusaha menyeberangkan bola
melewati garis
5)
Guru memberikan tanda bahwa permainan
dimulai dengan melambungkan balon diantara anak-anak.
6)
Permainan dapat diulang menurut
kebutuhan
7)
Suatu kesalahan apabila balon jatuh
dilapangan sendiri
c.
Berlomba memainkan bola
Jumlah pemain :
4-6 Orang perkelompok
Peralatan :
Bola Pastik
Tempat :
Aula
Peraturan permainan
1)
Anak anak dibariskan 6 baris
2)
Setiap baris membentuk lingkaran
3)
Setiap lingkaran mendapatkan bola
4)
Setiap regu berusaha memainkan bola
diudara selama mungkin dengan bagian-bagian badan
5)
Kesalahan terjadi apabila bola jatuh
dilantai
6)
Pemenangnya adalah regu yang paling
sedikit membuat kesalahan
7)
Tugas guru adalah memberi aba-aba
permainan dimulai dan memperhatikan kesalahan.
d.
Pertandingan lempar tangkap dengan
duduk
Jumlah pemain :
12 orang disesuaikan dengan luas lapangan
Peralatan :
bola tiup, bola plastik
Tinggi net :
1 meter
Peraturan permainan
1)
Anak dibariskan 2 sap
2)
Masing – masing regu menempati tempat
yang disediakan
3)
Tugas setiap regu adalah menangkap
bola kemudian memberikan kepada temanya dan melempar kedaerah lawan dalam
posisi duduk
4)
Memainkan bola didaerah sendiri hanya
diperbolehkan paling banyak 3 kali
5)
Net diikatkan diantara tiang setinggi
1 meter
6)
Bola yang dipukul harus melewati net
7)
Kesalahan dihitung apabila bola jatuh
dilantai sendiri dan lemparanya ke luar dari lapangan
8)
Tugas guru adalah memberi aba-aba
permainan dimulai dan mengamati setiap kesalahan
9)
Permainan dimulai dengan salah satu
regu menyerang dari daerahnya sendiri
e.
Lempar tangkap dan memantulkan bola
dengan tangan diatas
Jumlah pemain :
14 Orang atau disesuaikan dengan luas lapangan
Peralatan :
Bola Plastik ukuran sedag, net bulu tangkis
Tinggi net :
1,5 m
Peraturan permainan :
1)
Anak-anak dibagi menjadi 2 regu
2)
Masing-masing regu menempati temoat
yang telah disediakan
3)
Tugas setiap regu adalah menangkap
bola, melempar dan memantulkan bola diatas kepala.
4)
Memainkan bola didaerah sendiri hanya
diperbolehkan paling banyak 5 kali
5)
Untuk menyerang lawan bola harus
melewati net yang telah diikatkan
diantara tiang setinggi 1, 5 m.
6)
Kesalahan dihitung apabila bola jatuh
dilapangan sendiri atau diluar lapangan lawan.
7)
Tugas guru adalah memberi tanda
permainan dimulai dan memperhatikan kesalahan setiap regu
f.
Lempar tangkap dengan memantulkan bola
dan tangan dibawah
Jumlah pemain :
10-12 Orang atau disesuaikan dengan luas lapangan
Peralatan :
bola plastik, net bulu tangkis
Tinggi net :
1,5 m
Peraturan permainan
1)
Anak-anak dibagi menjadi 2 regu
2)
Masing-masing regu menempati temoat
yang telah disediakan
3)
Tugas setiap regu adalah menangkap
bola, melempar dan memantulkan bola diatas kepala.
4)
Bola dimainkan dengan tangan dibawah
atau passing
5)
Memainkan bola didaerah sendiri hanya
diperbolehkan paling banyak 5 kali
6)
Untuk menyerang lawan bola harus
melewati net yang telah diikatkan
diantara tiang setinggi 1, 5 m.
7)
Kesalahan dihitung apabila bola jatuh
dilapangan sendiri atau diluar lapangan lawan.
8)
Tugas guru adalah memberi tanda
permainan dimulai dan memperhatikan kesalahan setiap regu
g.
Lempar tangkap dan memantulkan bola
dengan tangan diatas dan dibawah
Jumlah Pemain :
12-14 orang atau dsesuaikan dengan luas lapangan
Peralatan :
bola plastik, tali karet, net bulu tangkis
Tinggi Net :
150 cm
Peraturan permainan
Sama dengan peraturan lempar tangkap dan
memainkan bola dengan memantulkan bola memakai tangan diatas. Perbedaanya dalam
permainan ini bola boleh dipukul dengan tangan diatas atau dibawah.
h.
Lempar tangkap dan memukul bola
Jumlah pemain :
10-14 Orang atau sesuai dengan luas lapangan
Peralatan :
bola plastik tiup, net
Tinggi net :
150 cm
Perturan permainan :
Peraturan sama dengan peraturan lempar dengan
tangan diatas hanya pada permainan ini boleh dilakukan dengan tangan diatas
maupun dibawah dan boleh dipukul dengan bagian-bagian badan.
`
0 komentar:
Posting Komentar